Assalamu’alaikum
Satunwes.id — Sepengetahuan saya, Rasulullah saw tidak ditugaskan oleh Allah sebagai pemaksa melainkan diutus Allah dengan dua tugas yang saling melengkapi: pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.
Lebih dari satu ayat menjelaskan itu, salah satunya terdapat dalam surat Al-Furqan, “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.” (QS Al-Furqan 25:56).
Rasulullah saw tidak diperintahkan Allah untuk memaksa orang lain untuk mengikuti ajarannya. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (QS. Al Baqarah: 256).
Kita sebagai pengikutnya pun demikian, kewajiban kita adalah mengingatkan orang lain yang dalam pandangan kita sedang berada di jalan yang salah. Namun apabila sudah kita ingatkan orang lain itu tidak mengindahkannya, tak perlu kita marah-marah atau kecewa.
Tak perlu kita memaksa orang lain harus mendengar—mengikuti pendapat kita. Pendapat kita belum tentu benar, begitupun pendapat orang lain belum tentu salah.
Lantas bagaimana jika ada orang yang sedang berjalan sedangkan di depannya ada lubang, maka tugas kita adalah mengingatkan orang itu agar hati-hati melangkah agar tidak jatuh ke lubang.
Namun orang itu, tidak mengindahkannya hingga jatuh ke lubang, yah sudah, kan kita sudah mengingatkannya. Sekali lagi, tugas kita hanya sekedar mengingatkan orang lain yang sedang berada di tepian jurang agar tidak jatuh ke jurang. Jika kekeuh bandel, yah sudah. Kata alm Gus Dus “Gitu aja ko repot.”
Wallahu’alam Semoga Bermanfaat
Met aktivitas, semoga sehat selalu,bahagia selalu,diberi rezeki yang berkah.
Salam Takjim
Idat Mustari