Satunews.id // Kab. Bandung — Untuk membantu mengatasi kesulitan terutama dalam mengatasi masalah sampah, PT Sparta hadir dikegiatan Jambore Lingkungan untuk mengenalkan Mesin Olah Sampah (MOTAH) di Dome Balerame Soreang Kabupaten Bandung, Rabu 17 Juli 2024.
Dalam kegitan tersebut Koordinator MOTAH Kol Caj Nurjanah didampingi Rezeki Manager HRD-GA Sparta memaparkan latar belakang mesin olah sampah MOTAH TPS3R dan cara kerjanya.
“Alhamdulilah hari ini pelaksana jambore lingkungan yang diinisiasi oleh bapak bupati, kami sebelumnya menjabat sebagai Dansektor 7 Citarum harum dan hari ini kami hadir sebagai undangan bupati menghadiri jambore lingkungan tahun 2024,” ucap Koordinator Motah Kol Caj Nurjanah di sela kegitan
PT Sparta mempromosikan incinerator MOTAH diamana incinerator ini sudah dilaksanakan dan sudah menjadi percontohan oleh bapak bupati di desa Cangkuang Wetan menjadi desa zero waste. Yang mana sampah ini dikelola mengunakan Incinerator dan juga mesin ini sudah mendapat perizinan dan didukung oleh tiga kementrian yakni Menko Marves, Lingkungan Hidup dan Kementrian PUTR.
“Alhamdulilah beliau membantu proses perizinan dan izinnya sudah berjalan keluar. Pada intinya kami pada saat menjadi Dansektor 7, niat kami adalah membatu masyarakat mengatasi sampah, kami harus menyelesaikan sampah di desa kami sendiri. Kami mapping menyelesaikan sampah mulai bawah dari desa sehingga sampah dari wilayah desa tidak keluar,” terang Kol Caj Nurjanah
Sementara, kata Nurjanah untuk mesin Motah ini dalam satu jam nya menghabiskan 1 ton sampah dan yang lebih hebatnya tidak menggunakan energi dan bahan bakar sehingga operasionalnya anggaran nya kecil.
“Sehingga dengan hadirnya alat yang sederhana dan juga hemat energi ini alhamdulilah bisa berjalan dengan lancar dan juga sampah habis ditempat jadi efesien untuk menangani sampah. Oleh karena itu, sampah harus habis di darat dan tidak harus dibuang ke sungai atau ke TPA,” terangnya
Sementara alat incinerator ini penekanannya adalah membakar residu sampah yang benar – benar tidak memiliki nilai ekonomis dan non B3.
“Alhamdulilah legalitasnya sudah didukung kementrian dan para deputi kementrian dan sudah bisa di pergunakan oleh masyarakat dan juga kami ucapkan kepada balai Citarum harum Jabar bapak Bestari yang mendukung pengadaan kepada desa – desa yang khusunya berdekatan dengan sungai agar sungai itu tidak dipenuhi lagi oleh sampah dengan adanya Motah,” ujarnya
Sementara pada saat dirinya memaparkan ke tiga menteri yakni Menteri Marves, PUTR dan Lingkungan Hidup .
“Jadi kesimpulan beliau pada saat itu Insaallah beliau menginginkan tiap desa dan kecamatan satu, karena kalau sampah sampai habis ditempat insaallah tidak akan ada yang membuang sampai ke sungai dan di buang ke TPA ini slah satunya
Ia juga menyakini bahwa bapak Bupati Bandung, Kepala dinas LH sudah banyak cara dan inovasi bahkan sudah banyak komunitas yang dikelola untuk mengatasi sampah.
“Kami selalu mendukung dan kami hanya melengkapi jadi saya yakin semua kalau berbuat baik insaallah apa yang di cita – citakan DLH dan bapak Bupati Bandung sampah yang ada di kabupaten atau kita sama – sama untuk dapat menanggulangi sampah- sampah yang ada di sekitar kita. Karena merubah pola fikir manusia itu susah “jangan membuang sampah sembarang” tetapi dengan adanya komunitas, inovasi – inovasi oleh pemerintah daerah untuk membuang sampah bijaksana dalam menangani sampah,” beber Nurjanah
Dari pembuatan inisiator motah sendiri sangat mendukung dengan program bapak Bupati Bandung dan juga kepala balai BBWS yang sudah dulu memelopori
“Bahwa sampah itu harus selesai di usahakan sampah habis di darat jangan mencemari sungai kami memelopori bahwa sampah itu tanggung jawab bersama dan sampah itu buat ibadah kalau kita kelola dengan baik,” sambung Manager HRD-GA Rezeki.
Kol Caj Nurjanah menambahkan bahwa nanti akan adalagi desa percontohan sama seperti desa Cangkuang Wetan yakni di desa Sukamenak Kecamatan Margahayu. Nanti akan dijadikan Prototipe yang kedua untuk menangi sampah di wilayah desa Sukamenak,” tutup Kol Caj Nurjanah. ( Asp )