Lebong,Satunews.id–Proyek rehabilitasi jaringan irigasi Daerah Irigasi (D.I) Air Ketahun yang tengah dikerjakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga pertengahan November 2025, progres pembangunan telah mencapai sekitar 85 persen. Capaian ini menandai bahwa pengerjaan infrastruktur strategis tersebut berjalan sesuai target dan diproyeksikan tuntas tepat waktu.
Proyek dengan nilai kontrak sebesar Rp36,4 miliar ini dikerjakan oleh PT Rodateknindo Purajaya. Area pengerjaan memanjang dari Kecamatan Bingin Kuning hingga Kecamatan Lebong Sakti, Kabupaten Lebong, meliputi jalur BK 1 hingga BK 9. Kawasan tersebut merupakan bagian vital dari sistem irigasi yang menopang kebutuhan air bagi ribuan hektare sawah di wilayah Lebong. Rehabilitasi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian serta keberlanjutan usaha tani masyarakat.
Salah satu pekerjaan prioritas dalam proyek ini adalah pembangunan saluran irigasi sepanjang 1.300 meter. Saluran tersebut dirancang untuk meningkatkan kapasitas distribusi air sehingga pasokan air ke lahan pertanian lebih stabil, teratur, dan merata. Stabilitas suplai air diyakini akan membantu petani mengelola pola tanam secara lebih optimal, terutama pada musim kemarau.
Selain saluran irigasi, pembangunan jalan inspeksi selebar empat meter juga menjadi komponen penting proyek. Jalan inspeksi yang dibangun sejajar dengan saluran utama ini berfungsi untuk mempermudah petugas dalam melakukan perawatan dan pengawasan irigasi. Namun, manfaatnya tidak berhenti di situ. Jalan tersebut turut memudahkan mobilitas petani dalam mengangkut hasil panen dari lahan pertanian menuju akses jalan utama. Dengan akses yang lebih baik, biaya transportasi dapat ditekan dan efisiensi distribusi hasil pertanian meningkat.
Konsultan lapangan, Ir Hendret MT, menjelaskan bahwa pekerjaan tidak hanya difokuskan pada peningkatan saluran irigasi, tetapi juga penguatan struktur tanah di sejumlah titik rawan longsor. Upaya mitigasi ini dilakukan melalui pembangunan tembok penahan tanah (TPT). “TPT sangat penting untuk menjaga stabilitas tanah, terutama saat debit air meningkat pada musim hujan,” ujarnya saat ditemui di lokasi pekerjaan, Sabtu (22/11/2025). Menurut Hendret, penggunaan material konstruksi dari galian resmi yang telah memenuhi standar kelayakan merupakan bentuk komitmen untuk menghadirkan hasil pekerjaan yang kuat dan tahan lama.
Lebih dari itu, proyek ini turut menghadirkan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat setempat. Selain melibatkan tenaga ahli dari kontraktor utama, pelaksanaan proyek juga menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah signifikan. “Kami ingin memastikan proyek ini memberikan manfaat sejak proses pengerjaan. Dengan pelibatan tenaga kerja lokal, masyarakat dapat langsung merasakan dampak positifnya,” tambah Hendret.
Apresiasi terhadap pembangunan irigasi ini juga disampaikan oleh pemerintah desa. Pjs Kepala Desa Bungin, Erwan, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Kementerian PUPR atas kepedulian terhadap sektor pertanian di wilayahnya. “Program rehabilitasi irigasi D.I Air Ketahun sangat membantu petani kami. Selain meningkatkan kualitas pengairan sawah, pembangunan jalan usaha tani mempermudah transportasi hasil panen,” ujarnya.
Erwan menambahkan bahwa sebelum pembangunan dilakukan, masyarakat sering mengalami kesulitan membawa hasil panen akibat kondisi jalan yang rusak dan akses terbatas. Kini, setelah adanya perbaikan jalan, proses distribusi hasil pertanian menjadi lebih cepat, efisien, dan hemat biaya. Hal ini diyakini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat desa.
Dengan progres yang hampir rampung, proyek rehabilitasi D.I Air Ketahun diharapkan tidak hanya meningkatkan infrastruktur pertanian, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat Kabupaten Lebong secara berkelanjutan.
Elrozeko




























