MADIUN – Pemerintah Desa Sukosari, Kecamatan Dagangan, Madiun, Jawa Timur, nampak tidak main-main dalam merampungkan proyek kolam renang terpadu di wilayahnya. Klaster objek wisata itu dikerjakan secara bertahap, menggunakan pola pembangunan tahun jamak (multiyear) hingga tahun 2027 mendatang.
Untuk mendukung operasional secara penuh, saat ini pemerintah desa setempat tengah menggarap pengadaan sarana listrik dan air bersih di lokasi wisata itu. Dua proyek pendukung itu diharapkan rampung dikerjakan dalam bulan ini.
Hal itu dikemukakan Kepala Desa Sukosari, Kusno, saat ditemui jurnalis di lokasi proyek untuk mengawasi jalannya pembangunan, Senin (3/6/2024). Kusno bercita-cinta menjadikan gugusan objek wisata tersebut menjadi ‘mega proyek’ kebanggaan masyarakat desanya.
Dikatannya, pengadaan kelistrikan yang bersumber dari energi listrik PLN itu menelan dana sebesar Rp. 46 juta. Proyek kelistrikan itu meliputi pengadaan trafo dan tiang beton yang jumlahnya tak kurang dari 10 tiang.
“Iya, saat ini kelistrikan sedang dikerjakan. Meliputi pengadaan trafo dan tiang beton, yang jumlahnya kurang lebih 10 tiang. Anggarannya Rp. 46 juta,” kata Kusno.
Sedangkan pengerjaan sumur Submersible (Sibel) untuk memproduksi air bersih, juga tengah dilakukan pengeboran oleh para pekerja. Pengeboran sumur Sibel berbasis tenaga listrik itu, saat ini sudah mencapai kedalaman 50 meter dari 100 meter yang diperlukan.
“Kedalaman bor saat ini sudah mencapai 50 meter. Dan sudah keluar airnya. Kami terus mengebor sampai sesuai ketentuan, yakni 100 meter,” tutur seorang pekerja.
Di lokasi wisata seluas 2 hektar itu, saat ini juga tengah dikerjakan pembangunan rumah joglo dan kolam pemancingan. Selain itu, kata Kusno, juga dibangun jalur off road ‘tipis-tipis’ bagi wisatawan yang ingin menjajal track dengan jeep sewaan yang disediakan panitia.
“Untuk kolam pemancingan, sudah ada pihak yang pesan kepada saya, bersedia mengelolanya. Hal itu menunjukkan objek wisata ini dipandang prospektif,” aku Kusno sambil melepas tawanya.
Untuk pembangunan kolam renang, sebut Kusno, sudah rampung dikerjakan Tahun 2022 lalu, yang pembangunannya menggunakan anggaran BKK Tahun 2022 senilai Rp. 600 juta.
Atas selesainya pembangunan kolam renang itu, tegas Kusno, sudah dilakukan evaluasi oleh pemerintah daerah setempat melalui tiga OPD-nya. Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dimaksud melakukan pemeriksaan mendetail, baik secara administrasi maupun fisik.
Ketiga OPD yang dalam pemeriksaannya menyatakan pembangunan kolam renang tersebut qualified, memenuhi syarat dan tidak bermasalah itu, sambung Kusno, antara lain Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Inspektorat Daerah setempat.
Mengingat adanya ‘investor lokal’ yang melirik dan berminat mengelola bagian pendukung objek wisata itu, papar Kusno, diprediksi wisata terpadu tersebut ke depan memiliki masa depan yang terang.
Jika semua sarana pendukung sudah terbangun utuh dalam satu gugusan wisata, objek wisata itu akan berdampak positif pada aspek perekonomian masyarakat, meningkatnya pendapatan asli desa, penciptaan lapangan kerja, mengurangi pengangguran serta tumbuh kembangnya interaksi sosial. (fin)