Satunews.id
Kab. Bandung – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung menunjukkan komitmennya dalam mendukung kelancaran dan keamanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala DLH Kabupaten Bandung, Ruli Hadiana, mengungkapkan bahwa pihaknya punya peran, terutama dalam memastikan sanitasi dan higienitas di setiap Sentra Pengelolaan Pangan dan Gizi (SPPG), serta pengelolaan sampah yang dihasilkan.
“Dalam program MBG, kami memiliki peran penting. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya keracunan makanan, setiap SPPG harus memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan,” jelas Ruli Hadiana sesuai kegitan Aksi Nyata Laik Higenis pada SPPG dalam Program MBG di Gedung Moch. Toha pada Selasa (22/10).
“Salah satu syarat untuk mendapatkan SLHS adalah menyertakan hasil uji air bersih dan layak minum. Di sinilah peran DLH menjadi sentral,” tambahnya
DLH Kabupaten Bandung mengerahkan tim khusus untuk melakukan uji laboratorium air bersih yang akan digunakan oleh SPPG. Air bersih ini penting untuk membersihkan peralatan makan dan bahan pangan, sehingga makanan yang disajikan tetap sehat dan bersih.
“Kita memiliki Laboratorium yang secara formal mampu melakukan pengujian air bersih. Karena vitalnya syarat ini, kami melakukan ‘jemput bola’ langsung ke lapangan untuk mengecek air bersih sebagai salah satu syarat utama,” tegas Ruli.
Demi mengejar target, tim DLH bekerja tanpa mengenal waktu. “Kami tidak mengenal waktu libur, bahkan hari libur pun kami lakukan pengecekan. Hal ini karena per 1 November, seluruh SPPG di Kabupaten Bandung harus sudah mengantongi SLHS dari Dinas Kesehatan,” imbuhnya.
Hingga saat ini, DLH telah mengambil 50 sampel air dari SPPG yang sudah aktif beroperasi. Tercatat, lebih dari 150 SPPG aktif di Kabupaten Bandung yang harus didukung DLH untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Selain urusan air bersih, DLH juga berperan dalam mengatasi masalah sampah. Setiap dapur SPPG pasti menghasilkan sampah, terutama sampah organik, yang berpotensi menjadi sumber masalah jika tidak dikelola dengan baik.
“Kami harus melakukan reaksi cepat agar dapur-dapur SPPG tidak menyimpan sampah terlalu lama,” kata Ruli.
DLH menawarkan beberapa solusi pengelolaan sampah organik, yaitu: Diolah mandiri oleh SPPG, Diangkut langsung oleh armada DLH dan Diambil oleh pengusaha maggot untuk dijadikan pakan.
“Solusi ini memastikan sampah organik tidak menumpuk di area dapur, melainkan segera dimanfaatkan menjadi pakan ternak, pakan maggot, atau diolah menjadi kompos,” imbunya
Ruli Hadiana berpesan kepada semua Kepala SPPG agar siap di tempat dan selalu berkomunikasi untuk memastikan kelancaran proses ini.
“DLH Kabupaten Bandung akan terus berpartisipasi dan membantu demi tercapainya MBG yang Sehat, Aman, dan Berkualitas,” pungkasnya.
(Asp )