Garut Satunews.id
Dalam rangka Hari AIDS Sedunia (HAS) Tahun 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bersama Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Garut sukses menggelar acara Fun Run di Gedung Art Centre Garut, Rabu (13/12/2023).
Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, menegaskan pentingnya upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di wilayahnya.
Wakil Bupati Helmi Budiman menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah fokus pada tiga pilar penanganan HIV/AIDS dengan slogannya “Three Zero,” yaitu zero infeksi baru, zero kematian akibat HIV/AIDS, dan zero diskriminasi menuju Indonesia bebas AIDS pada tahun 2030. Ia menekankan pentingnya penguatan iman, harmonisasi keluarga, dan pemahaman akan bahaya HIV/AIDS sebagai langkah krusial.
Acara Fun Run dianggap sebagai puncak kegiatan penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Garut selama setahun. Helmi mengkampanyekan bahwa penyakit ini bukanlah dosa, melainkan suatu kondisi yang memerlukan perawatan. Dalam konteks ini, targetnya adalah mengurangi angka kematian dan mencegah kasus baru.
“Oleh karena itu target kita yang meninggal nol karena harus melakukan pengobatan gitu, yang kedua juga tadi jangan sampai ada kasus baru,” ucap Wabup Garut.
Terakhir, Wabup Garut, menyampaikan, mengingat penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang bisa menular karena seks bebas, maka masyarakat diimbau untuk dapat terhindar dari pergaulan bebas ataupun seks bebas.
“Nah oleh karena itu, kita tidak mau ada kasus baru dengan meningkatkan pengetahuan terkait dengan HIV/AIDS atau bahaya HIV/AIDS, kita juga harus tahu tentang bahaya narkoba, karena salah satu yang menyebabkan HIV/AIDS itu adalah salah satunya adalah narkoba,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Garut, Asep Surachman, memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari AIDS Sedunia, mencakup Fun Run, senam trampolin, dan workshop/talkshow untuk memberikan wawasan HIV/AIDS kepada siswa SMA di Kabupaten Garut.
“Di usia-usia rentan inilah yang kita harus berikan informasi seutuhnya tentang HIV/AIDS dan upaya pencegahannya,” ujarnya.
Asep memaparkan, jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Garut cukup mengkhawatirkan, di mana pada tahun lalu kasus HIV/AIDS di Kabupaten Garut berada di angka 212 kasus, dan di tahun ini hingga bulan Oktober kemarin telah ditemukan 201 kasus HIV/AIDS baru, serta pasien HIV/AIDS yang meninggal dunia berjumlah 25 orang.
Kabid P2P Dinkes Garut menyampaikan beberapa upaya yang telah pihaknya lakukan yaitu _screening_ terhadap populasi rentan diantaranya seperti ibu hamil, komunikasi LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki), komunitas waria, komunitas pelaku seks bebas, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Badan Pemasyarakatan (Bapas), Rumah Tahanan (Rutan), dan penderita TBC.
“Kita ambil target kita tahun ini 62.225 ya, harus dikejar untuk mengetahui bagaimana yang 60 ribu ini ada ditemukan yang baru atau engga. Ternyata tadi ditemukan 201 dan sebagian besar ternyata pada yang memiliki perilaku seks menyimpang yaitu LSL,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk memperkuat pertahanan keluarga dan keharmonisan keluarga, karena keluarga yang tangguh akan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak, sebagai dasar yang paling fundamental. Selain itu, masa transisi dari remaja ke dewasa dinilai sangat rawan, maka dari itu harus diberikan penyuluhan, sosialisasi, serta pendidikan agama yang kuat.
“Harapannya Garut tahun depan kita turun kasus HIV/AIDS jangan ditemukan lagi banyak kita mesti turunkan dengan cara hari ini salah satunya dengan mengkampanyekan, kita tahun 2030 harus tereliminasi HIV/AIDS di Garut,” ucapnya.
Pihak Dinkes Garut berkomitmen untuk melakukan screening terhadap populasi rentan, termasuk ibu hamil, LSL, waria, dan narapidana. Upaya ini dilakukan untuk mencapai target screening sebanyak 62.225 orang tahun ini, dengan harapan dapat mengurangi kasus HIV/AIDS di masa mendatang.
(AR)**