Satunews.id
Kab Bandung ,|| Gundukan sampah tampak menggunung di area Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Kondisi tersebut menimbulkan keluhan dari warga sekitar karena bau tidak sedap yang mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Menurut pantauan di lapangan, tumpukan sampah terus bertambah entah itu pegawai TPS3R tidak ada atau karena kapasitas pembakaran mesin terbatas. Proses pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pun belum berjalan normal, memperburuk kondisi di lokasi.
Tumpukan sampah didominasi oleh limbah rumah tangga yang belum terangkut selama beberapa hari. Warga berharap pemerintah setempat segera mengambil langkah cepat agar penanganan sampah lebih optimal.
“Sudah beberapa hari ini sampah menumpuk dan baunya menyengat. Kami berharap segera ada pengangkutan atau solusi agar TPS3R tidak overload,” ujar warga Kampung Carik, Desa Sukamenak, Selasa (4/11/2025).
Warga sekitar mengeluhkan kondisi tersebut karena bau sampah mulai terasa hingga ke pemukiman. Beberapa warga juga khawatir asap hasil pembakaran dapat mengganggu kesehatan.
“Asapnya kadang tebal kalau mesin dipaksa nyala terus. Kami harap pemerintah desa segera bantu perbaikan atau cari solusi lain,” ujar warga sekitar TPS3R.
Kepala Desa (Kades) Sukamenak Taufik SE atau Kang Opik angkat bicara mengenai tumpukan sampah yang terjadi di wilayahnya pada Rabu (5/11/2025) di Komplek Batuwangi
Menurut Kades Opik, kondisi ini merupakan akumulasi dari kendala teknis internal yang diperparah dengan kebijakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Ia juga memastikan bahwa koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah dilakukan sejak lama.
Kades Opik menjelaskan, langkah penanggulangan sebetulnya sudah dimulai sejak dua bulan lalu, namun terhenti oleh masalah operasional.
“Jadi langkah dari pemerintah desa sebetulnya sudah dilakukan dua bulan sebelumnya, akan tetapi ada kendala teknis kaitan dengan mesin pembakaran yang rusak dan dibarengi Pembuangan Akhir Sarimukti volume sampah dikurangi,” terang Kades.
Menurutnya, dua kendala tersebut secara simultan merusak alur penanganan sampah di desa.
“Jadi otomatis siklus pengelolaan sampahnya menurun, sedangkan volume sampah tetap. Itulah yang menjadikan akumulasi penumpukan sampah,” tegasnya.
Kades juga memaparkan upaya yang sedang dilakukan Pemdes untuk mengatasi krisis sampah yang mencapai sekitar 6 ton per hari dari 6 RW.
“Terus apa yang dilakukan pemerintah desa? Tetap dalam hal ini Pemdes berharap sampah yang ada di TPS itu dipindah ke TPA. Tentu yang punya peran TPA Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” ujarnya.
Meskipun telah berkoordinasi dan mendapat respons positif dari Kepala Dinas LH, Pemdes mengambil langkah darurat dengan meminjam lahan desa tetangga.
“Tapi akhirnya kami mengambil satu langkah bahwa kami mengusulkan untuk opsih agar supaya dalam pelaksanaannya sekali dalam kegiatan itu bisa selesai semua. Kami sudah melakukan komunikasi dengan Desa Marteng untuk meminjam lahan,” jelasnya.
Dengan skema ini, sampah dari TPS3R Sukamenak akan diangkut sementara ke Marteng sebelum dipindahkan oleh pihak terkait. Kades mengakui, meski upaya pengolahan tetap berjalan, namun saat ini kondisinya sudah overkapasitas.
“Yang intinya kami Pemdes Sukamenak sudah berkoordinasi dengan LH untuk melaksanakan Opsi insaalalah kegitan opsi tersebut akan dilaksanakan hari Selasa depan,” pungkasnya
(Asp)






























