Purwakarta// Kepemimpinan perempuan di Purwakarta tak bisa dipandang sebelah mata, terutama ketika kita membicarakan Anne Ratna Mustika, atau yang akrab disapa Ambu Anne. Sosok ini telah memimpin Purwakarta dengan penuh ketegasan dan kasih sayang, layaknya seorang ibu yang merawat anak-anaknya.
Dalam sejarah, perempuan selalu memainkan peran penting. Dari Khadijah, Aisyah, Fatimah, hingga sosok Maryam yang memberi inspirasi tak lekang oleh waktu. Di Nusantara, kita punya tokoh-tokoh seperti Laksamana Malahayati dan Ratu Kalinyamat yang menjadi lambang kekuatan, pengorbanan, dan ketangguhan perempuan. Anne Ratna Mustika adalah cerminan dari semangat mereka, melanjutkan perjuangan dan membawa perubahan nyata di Purwakarta.
**Anne Ratna Mustika: Pemimpin Tangguh dan Inspiratif**
Sebagai bupati perempuan pertama di Purwakarta sejak 2018, Anne Ratna Mustika bukanlah pemimpin biasa. Dalam lima tahun masa jabatannya, ia berhasil meraih 237 penghargaan, baik di tingkat provinsi hingga internasional. Penghargaan ini bukan hanya sekadar angka, tetapi bukti dari keberhasilan yang nyata di bawah kepemimpinannya. Purwakarta mengalami kemajuan pesat.
Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Purwakarta mencapai 5,24 persen, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Anne menunjukkan bahwa ia tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meski sempat diragukan di awal masa jabatannya, Ambu Anne membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin yang kuat, visioner, dan berkomitmen.
Namun, perjalanan Anne tak selalu mulus. Seperti halnya banyak pemimpin perempuan, ia kerap menjadi sasaran serangan politik dan pribadi. Perceraian dengan Kang Dedi Mulyadi sempat menjadi sorotan publik, namun Anne tetap tegar dan tidak terpengaruh oleh masalah domestik atau tekanan politik. Ia menjawab segala kritik dengan karya nyata dan dedikasi penuh.
Ambu Anne telah menetapkan standar baru dalam kepemimpinan di Purwakarta. Sebagai bupati perempuan pertama, ia membawa visi dan inspirasi baru, terutama bagi kaum perempuan. Dalam menghadapi dinamika politik yang kerap menyerangnya, Anne tetap kokoh. Ia adalah bukti bahwa kepemimpinan bukan soal gender, tetapi tentang keberanian, keteguhan, dan komitmen pada rakyat.
**Dukungan Emak-Emak dan Rakyat Purwakarta untuk Ambu Anne**
Dukungan kepada Anne Ratna Mustika semakin mengalir deras. Pada Minggu, 13 Oktober 2024, emak-emak di Kampung Lengkong Cimaung, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, secara terbuka menyuarakan harapan mereka agar Anne kembali memimpin Purwakarta. Di Masjid Jamie Al Khoerot, seorang warga bernama Mamah Bayu, 54 tahun, dengan tegas menyatakan bahwa Ambu Anne adalah satu-satunya sosok yang pantas untuk menjadi bupati lagi.
“Tidak ada pilihan lain, Ambu Anne harus menjadi Bupati Purwakarta lagi agar pembangunan dan kesejahteraan masyarakat terus berlanjut,” ujar Mamah Bayu penuh harapan.
Bagi mereka, Anne bukan hanya pemimpin yang berhasil, tetapi juga seorang ibu yang tak kenal lelah. Meski pernikahannya dengan Kang Dedi berakhir, Anne tetap mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin sekaligus ibu bagi kedua anaknya, Yudistira dan Ni Hyang. Masyarakat melihatnya sebagai contoh kekuatan perempuan yang tangguh, bijaksana, dan mampu bertahan di tengah cobaan.
Ambu Anne yang hadir di tengah warga Lengkong saat itu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pendukung. “Saya haturkan apresiasi setinggi-tingginya kepada tokoh agama, masyarakat, dan pemuda. Semoga perjuangan bersama ini membuahkan hasil untuk kesejahteraan kita semua,” ungkap Anne.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal kemenangan pasangan calon nomor urut 3, yang didukung Partai Golkar dan PDI Perjuangan, dalam Pilkada Purwakarta yang akan diselenggarakan pada 27 November mendatang. Dukungan dari warga Lengkong ini hanya sebagian kecil dari dukungan besar yang Anne terima dari berbagai kalangan di seluruh penjuru Purwakarta.
**Perjuangan Belum Selesai**
Ambu Anne telah mencatatkan dirinya sebagai pemimpin yang tangguh dan inspiratif, namun perjuangannya belum selesai. Dengan Pilkada yang semakin dekat, ia terus menghadapi tantangan dari lawan-lawan politik yang berusaha melemahkannya. Namun dengan dukungan rakyat Purwakarta, terutama kaum perempuan, Ambu Anne siap melanjutkan tugasnya sebagai bupati, membawa kabupaten ini menuju masa depan yang lebih cerah.
Purwakarta patut berbangga memiliki pemimpin perempuan yang tak hanya berintegritas, tetapi juga penuh kasih sayang. Ambu Anne adalah simbol kekuatan, keteguhan, dan cinta kasih—pemimpin yang layak untuk melanjutkan kepemimpinannya di periode kedua.
(Asep)**