Kota Bandung, Selasa, 20 Agustus 2024, Ketua Bolonemase, Teddy BM, melakukan silaturahmi ke Kantor Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat yang terletak di lantai 3 Gedung DPRD. Dalam kunjungan tersebut, Teddy BM bertemu dengan Wakil Ketua Komisi 5, H. Abdul Hadi.
Pertemuan ini difokuskan pada pembahasan regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang hingga saat ini masih belum memberikan solusi memadai bagi siswa-siswa kurang mampu. Teddy BM menjelaskan tantangan yang dihadapinya dalam menjembatani kebutuhan pendidikan masyarakat yang kurang beruntung. Ia mengungkapkan bahwa banyak siswa yang dibantu olehnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses pendidikan yang layak karena adanya beban biaya yang tinggi.
Teddy BM berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dapat memberikan perhatian lebih untuk mengatasi masalah ini, dengan menyediakan fasilitas pendidikan yang tidak membebani keluarga miskin serta memperhatikan kondisi siswa yang membutuhkan. Ia menekankan bahwa program Sekolah Terbuka (Reguler) yang sedang dibahas tidak selalu menjadi solusi ideal. Menurut Teddy BM, 90% siswa tidak akan tertarik dengan sekolah terbuka, yang dianggap mirip dengan Pendidikan Kesetaraan (PKBM).
Dalam tanggapannya, Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat mengakui bahwa masalah ini cukup kompleks dan bahwa ketentuan yang ada saat ini sudah disepakati bersama. Namun, mereka membuka kemungkinan untuk mencari solusi alternatif, termasuk program Sekolah terbuka untuk siswa yang mampu maupun kurang mampu, agar mereka dapat mengakses fasilitas pendidikan yang diinginkan. Komisi V juga merencanakan untuk segera membahas isu ini dalam rapat bersama eksekutif dan melibatkan semua unsur pendidikan terkait agar solusi yang diusulkan dapat diterapkan sesuai aturan yang berlaku.
Beberapa poin yang perlu disesuaikan meliputi:
1. Penyesuaian Regulasi PPDB: Membahas kemungkinan perubahan dalam regulasi untuk memastikan akses pendidikan yang lebih inklusif.
2. Program Sekolah Terbuka Mengembangkan program yang menyediakan fasilitas pendidikan bagi semua siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
3. Pembangunan Infrastruktur: Fokus pada pembangunan infrastruktur dan sarana pendidikan yang memadai untuk masyarakat.
4. Keterlibatan Semua Pihak: Melibatkan berbagai unsur pendidikan dalam penyusunan solusi agar implementasi program lebih efektif.
Teddy BM juga menambahkan bahwa ia telah aktif mengawal dan membantu siswa yang mengalami kesulitan sejak 2008, termasuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, seperti anaknya Sandi. Ia mengharapkan adanya dukungan untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, ketimbang mengandalkan model sekolah terbuka yang dianggap kurang efektif.
Teddy BM dan Komisi V sepakat untuk terus berkomunikasi guna mencari solusi terbaik bagi masalah pendidikan ini dan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang layak.
**Red**