KAB.BANDUNG – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 Tingkat Kabupaten Bandung tahun 2023 dilaksanakan di Lapangan Bola Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Rabu (22/11/2023). HKN ke-59 itu dengan tema transformasi kesehatan untuk Indonesia maju.
Peringatan HKN itu turut dihadiri dari perwakilan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) yang langsung menyerahkan penghargaan Rekor MURI bahwa Kabupaten Bandung adalah sebagai peserta terbanyak dalam pelaksanaan test kebugaran jasmani yang melibatkan 5.900 peserta yang berasal dari 35 SLTA di Kabupaten Bandung.
Diharapkan melalui HKN ini, Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pada kesempatan itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan peringatan HKN tingkat Kabupaten Bandung yang dilaksanakan di Rancabali, yaitu ada tujuh kegiatan yang dilaksanakan secara serentak oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
“Tadi ada test kebugaran kesehatan yang diselenggarakan secara hybrid hampir 5.900 peserta. Dan alhamdulillah pada hari ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mendapatkan Rekor MURI, yaitu test kebugaran dengan peserta terbanyak se-Indonesia. Alhamdulillah penghargaan Rekor MURI-nya sudah diterima tadi,” tutur Bupati Dadang Supriatna.
Dengan diterimanya penghargaan Rekor MURI itu, imbuh Bupati Bandung, menandakan bahwa harapan masyarakat dalam konteks meningkatkan kesehatan, karena ini mempengaruhi terhadap lamanya harapan hidup masyarakat yang semakin meningkat.
“Mudah-mudahan dengan akses kesehatan lebih dekat kepada masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan, ini akan memudahkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan harapan masyarakat Kabupaten Bandung tetap sehat dan bugar juga bisa melakukan kegiatan-kegiatannya secara sukses dan ditunjang kesehatan yang memadai,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Dadang Supriatna turut membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI mengungkapkan pada upacara HKN ke-59 pada 12 November 2023 lalu. Ia menjelaskan bahwa pada saat ini Indonesia tengah mengalami periode bonus demografi, yang terjadi hanya satu kali dalam peradaban sebuah negara.
“Kita harus bekerja keras, memanfaatkan peluang ini dan menjadi negara dengan mendapatkan pelayanan kesehatan tinggi dan mencapai Indonesia Emas 2045 mendatang. Kuncinya harus sehat dan kuat,” katanya.
Untuk mencapai hal tersebut, kata Dadang Supriatna, tentunya pemerintah tidak mampu melakukannya sendiri, sehingga harus ada sinergi yang kuat dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, swasta dan seluruh element masyarakat.
Ia berharap transformasi kesehatan bisa ditegakkan untuk perubahan yang lebih baik. Wilayah pertama transformasi layanan primer dari fokus mengobati menjadi pencegahan. Wilayah kedua transformasi layanan rujukan, dari akses layanan kesehatan yang susah menjadi mudah, wilayah ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan dari sistem kesehatan yang rentan dimasa wabah menjadi tangguh. Sedangkan industri kesehatan yang bergantung ke luar negeri menjadi mandiri di dalam negeri. Wilayah keempat transformasi pembiayaan kesehatan, dari pembiayaan yang tidak efisien menjadi transparan dan efektif. Wilayah kelima, transformasi SDM (Sumber Daya Manusia) kesehatan dari tenaga kesehatan yang kurang menjadi cukup dan merata.
Wilayah keenam, transformasi teknologi kesehatan dari tertinggal menjadi terdepan.
“Transformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang maju,” katanya.
Pada kesempatan ini, ia menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap jajaran Dinas Kesehatan, lintas sektor, tenaga pendukung kesehatan, mulai dari LSM, media dan seluruh pejabat pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang bahu-membahu dan berjuang tanpa lelah dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
Untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa Pemkab Bandung membangun lima rumah sakit, yaitu RSUD Bedas Cimaung, RSUD Bedas Kertasari, RSUD Bedas Arjasari, RSUD Bedas Pacira dan RSUD Bedas Bojongsoang. Sehingga membutuhkan formasi tambahan untuk tenaga kesehatan di lima rumah sakit tersebut.
“Tentunya kedepan bukan hanya pembangunan rumah sakit, kita pun akan melihat 62 puskemas yang ada di Kabupaten Bandung, terutama dalam peningkatan pelayanan kesehatan. Saya akan membawa program tambahan untuk puskesmas dan rumah sakit, termasuk perkantoran lainnya nanti ada program terbaru dan terbarukan dengan pola efisien dan efektif. Nanti ada pembangkit tenaga surya yang ditempatkan di masing-masing kantor, baik di Kantor Pemkab Bandung termasuk di puskesmas, rumah sakit, kantor desa dan kecamatan lainnya,” tuturnya.
Bupati Bandung mengatakan dengan adanya program itu bisa efisiensi antara 50-60 persen anggaran yang dikeluarkan, dan rencana itu sudah diusulkan melalui pemerintah pusat.
“Alhamdulillah dan insya Allah 62 puskesmas di Kabupaten Bandung akan mendapatkan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya),” katanya.
Dadang Supriatna mengungkapkan dengan beberapa rumah sakit yang didirikan di Kabupaten Bandung itu akan mempermudah akses pelayanan kesehatan. Ia pun berharap dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak perlu lagi mengantri, sehingga dalam pelayanannya harus didukung dengan penerapan digitalisasi atau aplikasi untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan lebih cepat disaat ada warga yang sakit. Selain itu didukung dengan SDM berkualitas.
“Kemudahan akses kesehatan ini dapat menambah kesehatan masyarakat. Misalnya, nanti akan dibangun RSUD Bedas Pacira di Ciwidey, untuk memudahkan akses masyarakat. Mudah-mudahan segera terwujud dalam pembangunnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Yuli Irnawati Mosjasari mengatakan bahwa berkaitan dengan HKN itu, bahwa pihaknya sudah melaksanakan delapan kegiataan, pertama melaksanakan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat dan sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat di 62 titik. Kedua melakukan gebyar screening penyakit tidak menular di 62 puskesmas, di antara melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di tensi nadi untuk mengukur hipertensi, kemudian pemeriksaan kolesterol, gula darah untuk melihat penyakit-penyakit kronis.
“Kami pun melakukan pemeriksaan secara gratis di beberapa perusahaan untuk screening tersebut. Di mana dari screening tersebut dilakukan dan ditemukan 34,21 persen, yang berpotensi hipertensi. Kemudian kami menemukan 3,67 persen kasus diabetes dari screening tersebut,” ujarnya.
Kemudian, kata dia, melakukan screening dan imunisasi hepatitis B terhadap 1.076 tenaga kesehatan yang dilakukan secara terbatas karena mereka berpotensi tertular penyakit hepatitis B dan berpotensi menular ke pasien. “Imunisasi diprioritaskan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu,” kata Yuli.
Dinas Kesehatan juga telah melaksanakan gebyar aksi bergizi serentak di 62 sekolah SMA dan SMP, sekaligus pemberian tablet tambah darah sebanyak 12.400 siswa. Pemberian tablet tambah darah itu dengan sasaran remaja putri.
“Itu salah satu upaya kita menurunkan stunting di Kabupaten Bandung,” katanya. Selain itu Dinas Kesehatan juga melaksanakan kegiatan lainnya berkaitan dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dalam upaya mewujudkan generasi sehat dan unggul di masa depan.**
(Rina)**