Sumenep, Satunews.id – Pengakuan mengejutkan datang dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, drg. Elliya Fardansah, M.Kes. Yang menyebut bahwa anggaran fantastis sebesar Rp 6 miliar habis hanya untuk gaji dokter dan perawat. Sementara itu, masyarakat Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, terus berjuang melawan serangan penyakit Kusta Basah yang menyebar tanpa kendali.
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 100.3.3.1/69/KPTS/013/2024 menetapkan Kabupaten Sumenep sebagai penerima bantuan keuangan khusus bidang kesehatan terbesar se-Jawa Timur, mengalahkan 33 kabupaten/kota lainnya. Jumlah tersebut bahkan belum termasuk dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Namun, pada Minggu, 22 Juni 2025, saat dikonfirmasi, Kadinkes Sumenep justru dengan enteng menyatakan bahwa dana tersebut telah habis hanya untuk membayar gaji dokter dan perawat. Publik pun bereaksi keras:
Berapa orang dokter dan perawat yang digaji hingga menghabiskan Rp 6 miliar?
Di mana mereka saat warga Timur Jang-Jang, Kangayan, sekarat karena kusta?
Mengapa tidak ada alokasi nyata untuk penanggulangan wabah kusta basah?
Warga Desa Timur Jang-Jang, Kecamatan Kangayan, kini hidup dalam ketakutan setiap hari. Penyakit Kusta Basah menyebar cepat, menggerogoti keluarga mereka, menyebabkan kerusakan saraf permanen, kecacatan fisik, hingga kematian.
“Kami hidup dalam ketakutan. Kusta ini menyerang tanpa ampun. Tapi Dinas Kesehatan? Diam. Tidak ada tindakan, seolah nyawa kami tidak berarti apa-apa,” keluh salah seorang warga kepada tim Satunews.id.
Ini bukan cerita fiktif. Ini realita kelam masyarakat kepulauan yang justru terjadi di tengah limpahan dana kesehatan terbesar di Jawa Timur. Ironis.
Kusta Basah memiliki masa inkubasi 3–5 tahun, dan kini telah menjadi bom waktu biologis di Kangayan. Ratusan kasus terlambat ditangani. Banyak pasien kini hidup dengan cacat permanen. Beberapa telah kehilangan nyawa — mati sia-sia di negeri sendiri.
Sementara itu, para pejabat kesehatan diduga hanya duduk manis, menikmati gaji dari uang rakyat, tanpa strategi dan tanpa empati.
Masyarakat tidak lagi butuh jawaban mengambang, mereka butuh tanggung jawab nyata.
Kepada Bupati Sumenep:
Copot pejabat yang tidak kompeten.
Realokasikan anggaran untuk penanganan darurat kusta.
Bentuk Tim Krisis Kesehatan sekarang juga.
Kepada Gubernur Jawa Timur:
Lakukan audit menyeluruh terhadap penggunaan bantuan keuangan khusus.
Beri sanksi tegas kepada pihak yang terbukti lalai.
Segera kirim intervensi medis ke wilayah terdampak.
Kami mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sumenep, serta BPK, KPK, Komnas HAM dan Ombudsman RI untuk:
Melakukan audit forensik terhadap penggunaan Rp 6 miliar anggaran kesehatan.
Mengirim tim medis darurat ke Desa Timur Jang-Jang, Kecamatan Kangayan.
Menyelenggarakan program deteksi massal kusta di seluruh wilayah Pulau Kangean.
Memberikan sanksi administratif hingga pidana kepada pejabat yang lalai dan tak menjalankan fungsi pengawasan.
Ini Bukan Sekadar Kelalaian — Ini Kejahatan Kemanusiaan, Di saat pejabat menikmati gaji besar, warga pulau terisolasi dibiarkan sakit dan mati pelan-pelan. Ini bukan sekadar kelalaian administratif, ini kejahatan kemanusiaan.
Pulau Kangean menangis.
Masyarakat menjerit.
Dan saat ini, kami menuntut jawaban, bukan alasan.
(rul / red)