Cianjur, Jawa Barat – Sejumlah petani padi di Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, merasa dirugikan oleh pihak Pertanian BBPP Bojongpicung. Pasalnya, pihak Pertanian BBPP Bojongpicung tidak transparan atas pemotongan target sewa dari penggarap.
Lahan sawah milik Pemerintah Provinsi seluas 240 hektar yang dikelola oleh BBPP Kecamatan Bojongpicung dan digarap oleh para petani penggarap padi, menjadi sumber ketidakpuasan masyarakat. Mereka merasa keberatan dengan harga sewa lahan yang harus dibayar sebanyak 2,4 kuintal padi.
Menurut Ade, salah satu penggarap lahan, “Kedatangan perwakilan petani di kantor BBPP ini hanya untuk mempertanyakan tentang keterbukaan biaya sewa lahan sama petani. Kami hanya menerima laporan secara global, sedangkan rincianya tidak ada. Kami butuh keterbukaan, jangan ada yang ditutup-tutupi.”
Ade juga menambahkan bahwa yang menjadi masalah bukan harga sewa, melainkan rincian biaya sewa yang harus dibayar oleh petani. “Biasanya 2,1 ton, sekarang jadi naik harga menjadi 2,4 ton. Untuk penambahan 0,3 ton tersebut, untuk apa saja rincianya? Sehingga para petani tidak mengerti, karena tidak ada rincianya.”
Ade meminta agar ada musyawarah dengan para penggarap untuk menjelaskan rincian biaya sewa, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan kecurangan. Pada Sabtu, 19 April 2025.
(Usman)**