Oleh : Idat Mustari*
Assalamu’alaikum
Satunews.id — Allah memberikan pelajaran kepada kita tentang seorang raja yang tiranik yakni Fir’aun Ramses II (1304-1237 M). Bahkan Fir’aun ini selain menindas rakyat juga mengaku dirinya Tuhan. Dia ingin dikultuskan oleh semua rakyatnya. Tak ada yang berani mengusiknya. Yang berani mengusiknya“ngeri-ngeri sedap.” Sikapnya mengangungkan diri sendiri kemudian menindas harkat-martabat manusia seperti diktator dan tiran. Dia diperhamba oleh nafsunya sendiri untuk berkuasa dan menguasai orang lain. Yang kemudian hari, Allah mengutus seorang Nabi untuk melawannya,menghadapinya yakni Musa as (simbol perlawanan).
Firaun sering digambarkan sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan. Kesombongan Fir’aun adalah menutup telinga saran, peringatan dari Musa as. Firaun meyakini bahwa kekuasaan dan kemuliaan yang dimilikinya berasal dari keturunan ilahi, yang membuatnya merasa tidak terkalahkan dan di atas hukum. Kepercayaan ini tercermin dalam pembangunan proyek-proyek monumental, seperti piramida dan kuil, yang dianggap sebagai bukti kehebatannya sebagai pemimpin yang dilindungi oleh para dewa.
Kesombongan bisa menempel pada siapapun, terlebh-lebih pada orang yang punya kekuasaan. Siapapun yang sombong pasti dibenci Allah, karena telah merobek dan merebut selendang milik Allah SWT. Rasulullah saw. bersabda, “Bahwa Allah berfirman, “Sombong adalah merupakan selendang-Ku. Keagungan adalah merupakan sarung-Ku, barang siapa yang merobeknya atau merebutnya, maka Aku campakkan ia dalam api neraka dan tidak akan Aku perhatikan” (Hadis Qudsi).
Kesombongan membuat pintu-pintu surga terkunci rapat-rapat meskipun besarnya hanya sebijih sawi yang sangat kecil. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah masuk surga orang-orang yang di dalam hatinya terdapat sombong walau pun sebesar atom” (HR. Muslim).
Fir’aun adalah raja yang sombong. Yang membuat Allah SWT pun marah hingga kemudian ditenggelamkan dalam lautan. Kisah Fir’aun adalah kisah nyata bukan dongeng. Yang seharusnya menjadi pelajaran bagi siapapun yang hari ini sedang jadi raja. Bahwa sehebat apapun dirinya. Sebesar apapun kekuasaannya tetapi jika sombong akan ada perlawanan dari “Musa.” (Rakyat). Rakyat Bersatu tak bisa dikalahkan oleh penguasa yang sombong. Justru ia akan tumbang jatuh terjengkang. Dan itu hanya soal waktu.
Wallahu’alam
*Pemerhati Sosial Keagamaan