Satunews.id, Cisarua – Pasca Hari Raya Idul Fitri 1445 H, kebiasaan masyarakat umat muslim di Indonesia melaksanakan kegiatan silaturahmi kepada sanak saudara maupun kerabat terdekatnya.
Biasanya saat lebaran Idul Fitri selalu disajikan makanan khas atau kuliner lebaran seperti ketupat, opor ayam, dan lainnya.
Tak ketinggalan sajian kue-kue khas lebaran seperti Nastar, biscuit, bahkan jika di desa-desa disajikan makanan khasnya seperti Rangginang, Opak, Wajit, dodol dan masih banyak makanan khas Sunda yang sering kita lihat saat merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Ada hal menarik yang masih tersimpan dalam budaya masyarakat Sunda khususnya pasca berlebaran yaitu istilah ‘Kakaren’ lebaran. ‘Kakaren’ lebaran adalah makanan sisa berlebaran yang masih tersimpan di rumah.
Dalam memanfaatkan makanan tersisa, Steve Ewon menginisiasi digelarnya ‘Festival Kakaren’ yang dilaksanakan di Rumah Pemimpi, sekretariat Pemenangan Bupati Bandung Barat, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 11 April 2024.
Steve Ewon menyampaikan digagasnya acara tersebut sebagai upaya mempererat tali silaturahmi baik di lingkungan masyarakat desa maupun kerabat yang ada dimanapun berada.
“Kita menggelar ‘Festival Kakaren’ yaitu bagaimana upaya mempererat tali silaturahmi melalui budaya atau adat istiadat setelah berlebaran yaitu mengumpulkan Kakaren kemudian kita nikmati bersama-sama makanan Kakaren yang kita bawa,” ujar Steve Ewon saat ditemui, di Rumah Pemimpi, Kamis, 11 April 2024.
Ia mengapresiasi puluhan masyarakat yang hadir dengan Kakaren yang dibawanya.
“Alhamdulillah, silaturahmi terus kita bina, yang datang dalam acara ‘Festival Kakaren’ ini ada dari mana-mana, dari berbagai kalangan, ada tokoh masyarakat, komunitas dan organisasi pemuda. Ini adalah bentuk kepedulian terhadap pentingnya silaturahmi. Hal lainnya adalah bagaimana para peserta peduli terhadap budaya masyarakat Sunda yang akan terus kita kembangkan,” imbuh Calon Bupati Bandung Barat ini.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Budayawan Sunda Asep Ridwan menjelaskan istilah Kakaren yang sering didengar kalangan masyarakat Sunda.
“Luar biasa sekali, gagasan ‘Festival Kakaren’ muncul dari Sahabat Akang Ewon, ini bentuk kepedulian masyarakat terhadap Budaya Sunda dengan memunculkan kearifan lokal. Kakaren sendiri mengandung arti makanan sisa hajat atau lebaran yang biasa disajikan masyarakat menghadapi perayaan Hari Raya Idul Fitri. Makanan sisa ini bukan berarti tidak terpakai, tetapi kita manfaatkan bersama-sama dalam satu even guyub rukun bersilaturahmi,” ujar salah satu pendiri pemekaran Kabupaten Bandung Barat ini.
Ia berharap, kedepan ‘Festival Kakaren’ ini akan terus kita kembangkan ke tingkat Kecamatan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat bahkan Nasional.
“Kita akan terus dorong festival Kakaren ini ke tingkat lebih besar, dengan mengundang PJ Bupati Bandung Barat, ini salah satu Produk Pride Local yang terus kita kembangkan,” kata Asep Ridwan.
Kang Dapon dari Komunitas Bahar Nusantara mengapresiasi langkah Steve Ewon yang menggagas ‘Festival Kakaren’ 2024.
“Luar biasa keren sekali, kita bisa bersilaturahmi dalam bingkai ‘Festival Kakaren’ ini membangkitkan kekuatan budaya Sunda yang mengakar, harapannya silaturahmi ini terus berlanjut dalam konteks ‘Silih Asih, Silih Asuh, Silih Asuh dan Silih Asaan’,” ujarnya.***