CIAMIS || Bunga Suweg atau sering disebut bunga bangkai mulai bermunculan di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bunga yang mengeluarkan bau tidak sedap itu dijadikan sebagai penanda oleh warga Tatar Galuh bahwa musim hujan telah tiba.
Bunga dengan nama latin Amorphophallus ini, ditemukan di sebuah lahan kebun warga di Dusun Desa, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg. Bunga tersebut telah tumbuh sekitar seminggu lalu dan baru mekar 3 hari kemarin.
“Awalnya saya kira bau bangkai kucing tapi setelah dicari ternyata dari bunga bangkai di belang rumah,” ujar Apipudin, Ketua RT setempat saat ditemui di lokasi, Selasa (28/11/2023).
Ada 3 bunga bangkai yang ditemukan di lokasi itu dengan ukuran berbeda. Bunga pertama berukuran diameter sekitar 30 sentimeter dan tinggi sekitar 25 sentimeter. Kedua ukurannya lebih kecil sekitar diameter 15 sentimeter, sedangkan yang ketiga masih kuncup
“Dulu sekitar dua tahun lalu pernah juga ditemukan di sini, ukuran kelopak bunga bangkai lebih besar dari ini. Ada diameter 50 sentimeter lebih dan cukup tinggi. Kalau yang sekarang lebih kecil,” jelasnya.
Apipudin menjelaskan tumbuhnya bunga bangkai tersebut menjadi penanda peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Ketika bunga itu ditemukan, warga yakin bahwa musim hujan telah tiba.
“Kalau tahun kemarin kan tidak ada karena tidak ada kemarau. Baru ditemukan lagi tahun ini, karena sekarang mulai peralihan musim dari kemarau ke hujan,” ungkap Apipudin.
Fenomena tumbuhnya bunga bangkai ini termasuk langka. Sehingga warga yang penasaran pun banyak yang datang untuk mengabadikannya.
“Ada warga yang datang karena mungkin langka karena penasaran. Kalau di lihat memang mirip seperti tugu air mancur yang ada di Alun-alun Ciamis,” ucapnya.
“Ya jadi tanda bahwa sekarang mau musim hujan. Tidak setiap tahun, tapi kalau ada kemarau mau ke hujan, pasti ditemukan bunga ini. Warga di sini menyebutnya bunga suweg, karena bunga ini dari pohon suweg,” pungkasnya.
Ditulis Oleh : Henhen Editor
CIAMIS || Bunga Suweg atau sering disebut bunga bangkai mulai bermunculan di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bunga yang mengeluarkan bau tidak sedap itu dijadikan sebagai penanda oleh warga Tatar Galuh bahwa musim hujan telah tiba.
Bunga dengan nama latin Amorphophallus ini, ditemukan di sebuah lahan kebun warga di Dusun Desa, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg. Bunga tersebut telah tumbuh sekitar seminggu lalu dan baru mekar 3 hari kemarin.
“Awalnya saya kira bau bangkai kucing tapi setelah dicari ternyata dari bunga bangkai di belang rumah,” ujar Apipudin, Ketua RT setempat saat ditemui di lokasi, Selasa (28/11/2023).
Ada 3 bunga bangkai yang ditemukan di lokasi itu dengan ukuran berbeda. Bunga pertama berukuran diameter sekitar 30 sentimeter dan tinggi sekitar 25 sentimeter. Kedua ukurannya lebih kecil sekitar diameter 15 sentimeter, sedangkan yang ketiga masih kuncup
“Dulu sekitar dua tahun lalu pernah juga ditemukan di sini, ukuran kelopak bunga bangkai lebih besar dari ini. Ada diameter 50 sentimeter lebih dan cukup tinggi. Kalau yang sekarang lebih kecil,” jelasnya.
Apipudin menjelaskan tumbuhnya bunga bangkai tersebut menjadi penanda peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Ketika bunga itu ditemukan, warga yakin bahwa musim hujan telah tiba.
“Kalau tahun kemarin kan tidak ada karena tidak ada kemarau. Baru ditemukan lagi tahun ini, karena sekarang mulai peralihan musim dari kemarau ke hujan,” ungkap Apipudin.
Fenomena tumbuhnya bunga bangkai ini termasuk langka. Sehingga warga yang penasaran pun banyak yang datang untuk mengabadikannya.
“Ada warga yang datang karena mungkin langka karena penasaran. Kalau di lihat memang mirip seperti tugu air mancur yang ada di Alun-alun Ciamis,” ucapnya.
“Ya jadi tanda bahwa sekarang mau musim hujan. Tidak setiap tahun, tapi kalau ada kemarau mau ke hujan, pasti ditemukan bunga ini. Warga di sini menyebutnya bunga suweg, karena bunga ini dari pohon suweg,” pungkasnya.
Ditulis Oleh : Henhen Editor
CIAMIS || Bunga Suweg atau sering disebut bunga bangkai mulai bermunculan di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bunga yang mengeluarkan bau tidak sedap itu dijadikan sebagai penanda oleh warga Tatar Galuh bahwa musim hujan telah tiba.
Bunga dengan nama latin Amorphophallus ini, ditemukan di sebuah lahan kebun warga di Dusun Desa, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg. Bunga tersebut telah tumbuh sekitar seminggu lalu dan baru mekar 3 hari kemarin.
“Awalnya saya kira bau bangkai kucing tapi setelah dicari ternyata dari bunga bangkai di belang rumah,” ujar Apipudin, Ketua RT setempat saat ditemui di lokasi, Selasa (28/11/2023).
Ada 3 bunga bangkai yang ditemukan di lokasi itu dengan ukuran berbeda. Bunga pertama berukuran diameter sekitar 30 sentimeter dan tinggi sekitar 25 sentimeter. Kedua ukurannya lebih kecil sekitar diameter 15 sentimeter, sedangkan yang ketiga masih kuncup
“Dulu sekitar dua tahun lalu pernah juga ditemukan di sini, ukuran kelopak bunga bangkai lebih besar dari ini. Ada diameter 50 sentimeter lebih dan cukup tinggi. Kalau yang sekarang lebih kecil,” jelasnya.
Apipudin menjelaskan tumbuhnya bunga bangkai tersebut menjadi penanda peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Ketika bunga itu ditemukan, warga yakin bahwa musim hujan telah tiba.
“Kalau tahun kemarin kan tidak ada karena tidak ada kemarau. Baru ditemukan lagi tahun ini, karena sekarang mulai peralihan musim dari kemarau ke hujan,” ungkap Apipudin.
Fenomena tumbuhnya bunga bangkai ini termasuk langka. Sehingga warga yang penasaran pun banyak yang datang untuk mengabadikannya.
“Ada warga yang datang karena mungkin langka karena penasaran. Kalau di lihat memang mirip seperti tugu air mancur yang ada di Alun-alun Ciamis,” ucapnya.
“Ya jadi tanda bahwa sekarang mau musim hujan. Tidak setiap tahun, tapi kalau ada kemarau mau ke hujan, pasti ditemukan bunga ini. Warga di sini menyebutnya bunga suweg, karena bunga ini dari pohon suweg,” pungkasnya.
Ditulis Oleh : Henhen Editor
CIAMIS || Bunga Suweg atau sering disebut bunga bangkai mulai bermunculan di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bunga yang mengeluarkan bau tidak sedap itu dijadikan sebagai penanda oleh warga Tatar Galuh bahwa musim hujan telah tiba.
Bunga dengan nama latin Amorphophallus ini, ditemukan di sebuah lahan kebun warga di Dusun Desa, Desa Baregbeg, Kecamatan Baregbeg. Bunga tersebut telah tumbuh sekitar seminggu lalu dan baru mekar 3 hari kemarin.
“Awalnya saya kira bau bangkai kucing tapi setelah dicari ternyata dari bunga bangkai di belang rumah,” ujar Apipudin, Ketua RT setempat saat ditemui di lokasi, Selasa (28/11/2023).
Ada 3 bunga bangkai yang ditemukan di lokasi itu dengan ukuran berbeda. Bunga pertama berukuran diameter sekitar 30 sentimeter dan tinggi sekitar 25 sentimeter. Kedua ukurannya lebih kecil sekitar diameter 15 sentimeter, sedangkan yang ketiga masih kuncup
“Dulu sekitar dua tahun lalu pernah juga ditemukan di sini, ukuran kelopak bunga bangkai lebih besar dari ini. Ada diameter 50 sentimeter lebih dan cukup tinggi. Kalau yang sekarang lebih kecil,” jelasnya.
Apipudin menjelaskan tumbuhnya bunga bangkai tersebut menjadi penanda peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Ketika bunga itu ditemukan, warga yakin bahwa musim hujan telah tiba.
“Kalau tahun kemarin kan tidak ada karena tidak ada kemarau. Baru ditemukan lagi tahun ini, karena sekarang mulai peralihan musim dari kemarau ke hujan,” ungkap Apipudin.
Fenomena tumbuhnya bunga bangkai ini termasuk langka. Sehingga warga yang penasaran pun banyak yang datang untuk mengabadikannya.
“Ada warga yang datang karena mungkin langka karena penasaran. Kalau di lihat memang mirip seperti tugu air mancur yang ada di Alun-alun Ciamis,” ucapnya.
“Ya jadi tanda bahwa sekarang mau musim hujan. Tidak setiap tahun, tapi kalau ada kemarau mau ke hujan, pasti ditemukan bunga ini. Warga di sini menyebutnya bunga suweg, karena bunga ini dari pohon suweg,” pungkasnya.
Ditulis Oleh : Henhen Editor