Sumenep, satunews.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep butuh sosok pemimpin tegas, humanis, dan mampu membawa perubahan signifikan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan. Senin, 28/07/25.
Sosok tersebut hanya dimiliki oleh dr. Erliyati, M.Kes., yang memimpin rumah sakit milik pemerintah daerah sejak tahun 2019 lalu.
Di tengah terpaan tantangan pelayanan kesehatan di daerah, dr. Erliyati bukan sekedar seorang direktur di rumah sakit, namun beliau mampu menunjukkan kepemimpinan pada nilai-nilai kemanusiaan, efisiensi kerja, serta pendekatan yang solutif.
Tak heran, jika tenaga medis maupun para pasien menyatakan dukungan terhadap sosoknya yang dianggap mampu membangun budaya kerja positif dan humanis.
“Saya salut sama beliau. Beliau tidak pernah anti kritik, justru beliau selalu bersikap ramah dan menunjukkan pelayanan lebih cepat, tenaga medis lebih ramah, dan yang paling terasa adalah sentuhan empatinya terhadap pasien dan keluarga,” ungkap Ibnu hajar salah seorang anggota LSM Alam Semesta DPW Jatim.
Ibnu hajar juga mengungkapkan harapan agar dr. Erliyati tetap menjadi bagian dari RSUD Sumenep, mengingat dedikasinya selama ini bukan hanya membangun sistem, tetapi juga membentuk iklim kerja yang saling menghargai dan profesional.
“Beliau bukan hanya direktur, tapi juga inspirator. Kami masih sangat membutuhkan beliau,” ujarnya
Hal senada salah seorang pegawai RSUD Sumenep mengatakan, rekam jejak dan reputasi yang sudah teruji, publik berharap dr. Erliyati tetap bisa berkarya di tempat yang selama ini telah ia rawat dan bangun dengan sepenuh hati sehingga berhasil membawa perubahan positif.
“Beliau bukan hanya atasan, tapi juga pembina dan pelindung kami. Dalam masa kepemimpinan beliau, RSUD jauh lebih teratur, pelayanan meningkat, dan suasana kerja menjadi lebih manusiawi,” ujar salah satu dokter spesialis di RSUD Sumenep.
Dalam masa kepemimpinannya dr. Erliyati telah membentuk pola harmonisasi dan komunikasi terbuka antara pimpinan dan staf, serta selalu mengedepankan etika dalam pengambilan keputusan medis maupun administratif.
“Dari tahun 2019 beliau memimpin rumah sakit, beliau bukan sekadar direktur, namun beliau sosok pemimpin yang selalu memberikan inovatif. Dulu banyak yang takut bicara, tapi sejak beliau pimpin, kami merasa dihargai. Beliau juga sering turun langsung melihat kondisi pasien dan tenaga kesehatan,” ungkap salah seorang Nakes yang enggan disebutkan namanya.
Puluhan perawat bahkan dokter spesialis mengaku siap menyampaikan aspirasi mereka secara resmi kepada pemerintah daerah agar dr. Erliyati tidak diizinkan memundurkan diri.
Dukungan juga datang dari para pegawai nonmedis, yang menilai bahwa sosok dr. Erliyati telah berhasil menjadikan rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik yang lebih ramah dan transparan.
“Jangan sampai karena dinamika, rumah sakit ini harus kehilangan pemimpin yang benar-benar bekerja dengan hati,” ungkap salah satu staf.
Meski belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Sumenep, suara dari internal RSUD ini menjadi sinyal kuat bahwa dr. Erliyati masih sangat dibutuhkan untuk melanjutkan transformasi pelayanan kesehatan di daerah yang telah menyabet puluhan penghargaan ini.
“Kami masih butuh dr. Erliyati, tidak semua pemimpin meninggalkan rekam jejak mengagumkan, tapi nama dr. Erliyati telah terukir dalam benak pasien, dokter, perawat, dan masyarakat luas,” ujarnya.
Ketika pelayanan publik dituntut berubah, dr. Erliyati hadir bukan hanya sebagai direktur, tapi juga sebagai teladan. Ia tidak membangun rumah sakit dengan tangan besi, melainkan dengan empati dan akal sehat. Tak sedikit pasien yang merasakan langsung pelayanan yang lebih cepat, transparan, dan manusiawi selama masa kepemimpinannya.
Sosok seperti dr. Erliyati bukan mudah dicari. Ia tidak hanya memahami manajemen, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dalam dunia kesehatan.
“Di tengah tuntutan kerja, beliau dikenal selalu mendengarkan keluhah”.
(rul)