Rp 6 Miliar Uang Rakyat, Kusta Basah Merajalela: Pulau Kangean Menangis, Dinas Kesehatan Santai

Satunews.id

- Redaksi

Jumat, 25 Juli 2025 - 22:09 WIB

5037 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Satunews.id – Pengakuan mengejutkan datang dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, drg. Elliya Fardansah, M.Kes. Yang menyebut bahwa anggaran fantastis sebesar Rp 6 miliar habis hanya untuk gaji dokter dan perawat. Sementara itu, masyarakat Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, terus berjuang melawan serangan penyakit Kusta Basah yang menyebar tanpa kendali.

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 100.3.3.1/69/KPTS/013/2024 menetapkan Kabupaten Sumenep sebagai penerima bantuan keuangan khusus bidang kesehatan terbesar se-Jawa Timur, mengalahkan 33 kabupaten/kota lainnya. Jumlah tersebut bahkan belum termasuk dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Namun, pada Minggu, 22 Juni 2025, saat dikonfirmasi, Kadinkes Sumenep justru dengan enteng menyatakan bahwa dana tersebut telah habis hanya untuk membayar gaji dokter dan perawat. Publik pun bereaksi keras:

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berapa orang dokter dan perawat yang digaji hingga menghabiskan Rp 6 miliar?

Di mana mereka saat warga Timur Jang-Jang, Kangayan, sekarat karena kusta?

Mengapa tidak ada alokasi nyata untuk penanggulangan wabah kusta basah?

Warga Desa Timur Jang-Jang, Kecamatan Kangayan, kini hidup dalam ketakutan setiap hari. Penyakit Kusta Basah menyebar cepat, menggerogoti keluarga mereka, menyebabkan kerusakan saraf permanen, kecacatan fisik, hingga kematian.

“Kami hidup dalam ketakutan. Kusta ini menyerang tanpa ampun. Tapi Dinas Kesehatan? Diam. Tidak ada tindakan, seolah nyawa kami tidak berarti apa-apa,” keluh salah seorang warga kepada tim Satunews.id.

Ini bukan cerita fiktif. Ini realita kelam masyarakat kepulauan yang justru terjadi di tengah limpahan dana kesehatan terbesar di Jawa Timur. Ironis.

Kusta Basah memiliki masa inkubasi 3–5 tahun, dan kini telah menjadi bom waktu biologis di Kangayan. Ratusan kasus terlambat ditangani. Banyak pasien kini hidup dengan cacat permanen. Beberapa telah kehilangan nyawa — mati sia-sia di negeri sendiri.

Sementara itu, para pejabat kesehatan diduga hanya duduk manis, menikmati gaji dari uang rakyat, tanpa strategi dan tanpa empati.

Masyarakat tidak lagi butuh jawaban mengambang, mereka butuh tanggung jawab nyata.

Kepada Bupati Sumenep:

Copot pejabat yang tidak kompeten.

Realokasikan anggaran untuk penanganan darurat kusta.

Bentuk Tim Krisis Kesehatan sekarang juga.

Kepada Gubernur Jawa Timur:

Lakukan audit menyeluruh terhadap penggunaan bantuan keuangan khusus.

Beri sanksi tegas kepada pihak yang terbukti lalai.

Segera kirim intervensi medis ke wilayah terdampak.

Kami mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sumenep, serta BPK, KPK, Komnas HAM dan Ombudsman RI untuk:

Melakukan audit forensik terhadap penggunaan Rp 6 miliar anggaran kesehatan.

Mengirim tim medis darurat ke Desa Timur Jang-Jang, Kecamatan Kangayan.

Menyelenggarakan program deteksi massal kusta di seluruh wilayah Pulau Kangean.

Memberikan sanksi administratif hingga pidana kepada pejabat yang lalai dan tak menjalankan fungsi pengawasan.

Ini Bukan Sekadar Kelalaian — Ini Kejahatan Kemanusiaan, Di saat pejabat menikmati gaji besar, warga pulau terisolasi dibiarkan sakit dan mati pelan-pelan. Ini bukan sekadar kelalaian administratif, ini kejahatan kemanusiaan.

Pulau Kangean menangis.
Masyarakat menjerit.
Dan saat ini, kami menuntut jawaban, bukan alasan.

(rul / red)

Berita Terkait

DPRD Setujui APBD Perubahan dan RPJMD Kabupaten Bandung 2025-2029 Senilai Rp 7,3 Triliun
Dukung Swasembada Pangan Nasional, Bupati Kang DS Bersama Forkopimda Kabupaten Bandung Panen Padi di Dayeuhkolot
Terus Bersinergi Dukung Program Pemerintah, Kapolri Hadiri Pembukaan Muktamar XI HIMA Persis 
Bupati Sumenep Terima Penghargaan Dari BKN Berkat Layanan Penetapan NIP Terbaik
Pemkot Bandung Tindak Tegas Pembagi Bir di PSRI 2025, Ini Sanksinya!
Sekda Jabar Pastikan Kegiatan Belajar di SLBN A Bandung Tetap Berjalan Normal “Tetap Kondusif, Tegaskan Tak Ada Penggusuran”
Kapolri Pantau Titik Api Via Udara, Cek Kesiapan Penanganan Karhutla di Riau
Walikota Cimahi, Ngatiyana, Hadiri Pisah Sambut Kepala Kejaksaan Negeri Cimahi

Berita Terkait

Jumat, 25 Juli 2025 - 22:24 WIB

DPRD Setujui APBD Perubahan dan RPJMD Kabupaten Bandung 2025-2029 Senilai Rp 7,3 Triliun

Jumat, 25 Juli 2025 - 22:17 WIB

Dukung Swasembada Pangan Nasional, Bupati Kang DS Bersama Forkopimda Kabupaten Bandung Panen Padi di Dayeuhkolot

Jumat, 25 Juli 2025 - 22:14 WIB

Terus Bersinergi Dukung Program Pemerintah, Kapolri Hadiri Pembukaan Muktamar XI HIMA Persis 

Jumat, 25 Juli 2025 - 22:09 WIB

Rp 6 Miliar Uang Rakyat, Kusta Basah Merajalela: Pulau Kangean Menangis, Dinas Kesehatan Santai

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:43 WIB

Bupati Sumenep Terima Penghargaan Dari BKN Berkat Layanan Penetapan NIP Terbaik

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:38 WIB

Sekda Jabar Pastikan Kegiatan Belajar di SLBN A Bandung Tetap Berjalan Normal “Tetap Kondusif, Tegaskan Tak Ada Penggusuran”

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:34 WIB

Kapolri Pantau Titik Api Via Udara, Cek Kesiapan Penanganan Karhutla di Riau

Jumat, 25 Juli 2025 - 10:32 WIB

Walikota Cimahi, Ngatiyana, Hadiri Pisah Sambut Kepala Kejaksaan Negeri Cimahi

Berita Terbaru

KUNJUNGAN WAMENDES : Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi mendampingi kunjungan Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria ke Eco Wisata Desa Pasirsari Kecamatan Cikarang Selatan, pada Selasa (12/12/2024).

Berita

Pemkab Dukung Swasembada Pangan dan Wisata Lokal

Rabu, 13 Nov 2024 - 13:31 WIB