SATUNEWS.ID // SUMEDANG // Pj Bupati Yudia Ramli menyampaikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa peserta KKN Tematik Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Tahun 2024 yang berlangsung hampir empat bulan di Kabupaten Sumedang.
Apresiasi tersebut ia sampaikan saat menutup Program PTMGRMD di Aula Tampomas, Lantai III Setda, Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Sabtu (15/6/2024).
Menurut Yudia, capaian program yang digagas Pemda Sumedang bersama LLDIKTI Wilayah IV Jabar Banten dan didukung oleh 142 perguruan tinggi tersebut cukup signifikan dan masih bisa ditingkatkan di masa datang.
“Kalau nanti Tahun 2025 ada rencana lagi, ini bisa lebih ditingkatkan. Jika tahun ini rata rata 50 persen, mudah-mudahan tahun depan bisa di atas 70 persen,” ungkapnya.
Dikatakannya, penutupan program PTMGRMD di Kabupaten Sumedang bukan berarti akhir dari upaya untuk membangunan desa. Menurutnya,
semangat kolaborasi dan gotong royong yang selama ini terbangun melalui program PTMGRMD harus dijaga dan dilestarikan.
“Pemda, perguruan tinggi, dunia usaha dan masyarakat harus terus bersinergi dalam program-program pemberdayaan Desa terutama dalam rangka mewujudkan ‘Sumedang Sehati’, Sejahtera, Agamis dan Demokratis,” katanya.
yang mengimplementasikan ilmu maupun pengetahuannya kepada masyarakat.
“Semoga ilmu yang telah diaplikasikan langsung di masyarakat mampu memberi banyak manfaat,bagi kemajuan masyarakat di Lampung Timur.
Melalui program tersebut, lanjutnya, para mahasiswa program dapat lebih memahami kondisi sosial dan ekonomi masyarakat desa sebagai bahan masukan untuk penentuan arah kebijakan Pemda.
“Saya berharap dari hasil KKN mahasiswa ini nantinya dapat menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam mengambil kebijakan di Sumedang,” ucap Pj. Bupati Yudia.
Sementara Ketua Pelaksana Program PTMGRMD, Prof. Edi Setiadi melaporkan, empat dari lima target Indikator Kinerja Utama (IKU) program tersebut yaitu Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), Zero New Stunting, Literasi Masyarakat Miskin Ektrem dan One Village One Product (OVOP) sudah di atas 50 persen. Adapun Inovasi Perguruan Tinggi di bawah 50 persen.
“Untuk Puskesos mencapai 56,92 %, Zero New Stunting 62,60 %, Literasi Masyarakat Miskin Ektrem 56,91% dan OVOP 52,85 %. Sedangkan Inovasi perguruan tinggi 47,15 %,” ujarnya.
Dikatakan Edi, pelaksanaan program PTMGRMD sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat kendala atau kelemahan.
“Ini kendala teknis saja. Misalnya seperti keluhan kontrak rumah dan dukungan material program yang dijalankan. Kedua, yang perlu dievaluasi yakni masih ada penempatan mahasiswa yang kurang lengkap dalam mendukung lima Indikator tersebut, terutama masalah stunting,” ujarnya.
(Red)***