BANDUNG // SATUNEWS — Kepala Bulog Cabang Bandung Erwin Budiana menjelaskan bahwa kenaikan harga beras tentunya karena hukum suplai demand tidak seimbang. Dimana saat ini suplai tidak banyak sehingga tidak bisa memenuhi demand yang ada. Hal ini dimungkinkan karena memang saat ini belum memasuki masa puncak panen.
” Walaupun memang di beberapa wilayah ada yang sudah mulai panen tapi tidak banyak. Info dari mitra kami bahkan ada dari hasil panen itu yang kebanjiran sehingga hasil panennya tidak sesuai harapan,” jelasnya saat di hubungi lewat Whattsap pada Sabtu 24/2/2024
Meskipun demikian, kata Erwin, Stok beras khususnya di gudang – gudang Bulog cabang bandung sampai saat ini sangat aman, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai ke hari lebaran nanti,” jelasnya
Untuk Mekanisme penentuan harga beras, Erwin mengatakan bahwa Bulog mengikuti Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia (RI) nomor 7 tahun 2023 tanggal 30 Maret 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras.
Bulog memiliki strategi untuk menstabilkan harga beras di pasaran dengan cara yakni menyalurkan beras Sembako Harapan Pangan (SPHP) dan Bantuan Pangan Beras.
BSPHP disalurkan ke berbagai saluran baik melalui Gerakan Pangan Murah atau operasi Pasar, toko – toko di pasar tradisonal dan ritel modern dan juga melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yg merupakan outlet binaan BULOG,” terangnya
Yang intinya bahwa stok BULOG sangat aman. Dan diharapkan dengan adanya penyaluran Bantuan Pangan Beras dan SPHP, harga di pasaran bisa turun. Atau minimal saat ini masyarakat bisa membeli beras lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar. Karena SPHP ini dijual dengan harga maks sesuai HET Beras Medium yakni Rp10.900 per kilogram,” tambahnya
“Sedangkan untuk bantuan pangan beras diberikan secara gratis bagi masyarakat yang sudah terdata sebagi penerima bantuan pangan
Dengan adanya penyaluran SPHP dan bantuan pangan beras, diharapkan harga beras di pasaran dapat turun atau setidaknya masyarakat dapat membeli beras dengan harga lebih terjangkau,” harap Kepala Bulog Cabang Bandung, Erwin Budiana. (Asp)