CIREBON || Salah seorang juru kunci Makam Mbah Kuwu Sangkan, Topa menceritakan tentang sosok Mbah Kuwu Sangkan. Tak sedikit orang mengenalnya dengan nama Pangeran Cakrabuana.
Ia juga menceritakan sosok Mbah Kuwu Sangkan merupakan seorang pendiri Cirebon sekaligus pendiri Keraton Cirebon.
“Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan ini anak dari Prabu Siliwangi IX sama Nyi Subang Larang. Kalau di Kerajaan Pajajaran dulu beliau namanya Pangeran Walangsungsang, terus belajar agama Islam dan keluar dari kerajaan lanjut ke Cirebon,” kata dia kepada detikJabar, Selasa (28/11/2023).
Topa menerangkan Mbah Kuwu Sangkan memiliki dua saudara kandung yakni Nyi Rara Santang dan Prabu Kian Santang. Mbah Kuwu Sangkan, kata dia, dahulunya merupakan sosok yang membangun peradaban di Cirebon mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, budaya hingga ajaran islam.
Kemudian, Mbah Kuwu Sangkan menikahi Nyi Endang Geulis yang merupakan anak dari gurunya yakni Danuwarsih. “Setelah menikah beliau punya anak namanya Nyi Mas Pakungwati yang dinikahkan ke Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) yang merupakan anak dari Nyi Rara Santang,” ucapnya.
Dalam menimba ilmu agama Islam, Mbah Kuwu Sangkan bersama adiknya Nyi Rara Santang dan mereka berguru pada Syekh Nurul Djati.
Bangunan khas Cirebon melekat di kompleks Makam Mbah Kuwu Sangkan. Yang menarik adalah pintu masuk di mana bagian kiri dan kanannya terdapat patung kepala kerbau, dan patung kepala harimau.
Topa mengungkapkan patung kepala kerbau memiliki filosofi kerbau bule yang merupakan hewan peliharaan Mbah Kuwu Sangkan. Kemudian patung kepala harimau sebagai simbol Prabu Siliwangi yang tidak lain merupakan ayah dari Mbah Kuwu Sangkan.
Ditempat yang sama, detikJabar menemui salah seorang peziarah Titin (55) asal Kabupaten Tanggerang. Titin sengaja berkunjung ke makam Mbah Kuwu Sangkan.
Cirebon memiliki banyak kisah dan tempat bersejarah. Daerah di pantai utara Jawa Barat (Jabar) ini meninggalkan sejumlah destinasi wisata religi. Salah satunya Keramat Talun atau Makam Mbah Kuwu Sangkan yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.
Situs yang dikeramatkan ini selalu ramai peziarah, terutama pada saat malam Jumat Kliwon atau saat malam 1 Suro, atau 1 Muharam. Bahkan dalam sebulan, lokasi wisata religi yang satu ini bisa didatangi seribu peziarah.
Lokasinya tak jauh dari pusat Kota dan Kabupaten Cirebon. Biasanya, rute rombongan peziarah usai mendatangi kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati di Kecamatan Gunungjati, mereka berkunjung ke Makam Mbah Kuwu Sangkan. Bisa dibilang menjadi tujuan kedua setelah wisata religi setelah Makam Sunan Gunung Jati.
“Saya jauh-jauh dari Tanggerang ke sini bareng rombongan untuk ziarah di makam Mbah Kuwu Sangkan setelah beres dari makam Sunan Gunung Jati,” ucapnya.
“Tujuan saya ke sini kan cuma buat ziarah,” kata Titin menambahkan.