Jakarta // Kereta cepat Jakarta-Bandung telah diresmikan presiden Jokowi pada senin 2 Oktober kemarin. Momen tersebut sekaligus menjadi awal perjalanan pembayaran cicilan pokok serta bunga utang Indonesia kepada China.
Catatan kementrian keuangan menyebut: Total utang yang wajib dilunasi Rp 79 triliun dengan bunga 3,4% dan tenor 30 tahun.
Maka nilai pokok yang harus dibayarkan per bulan adalah Rp 79 triliun : 360 bulan = Rp 219,44 miliar. Selanjutnya Rp 219,44 miliar : 30 hari = Rp 7,9 miliar per hari.
Sementara besaran cicilan bunga adalah Rp 79 triliun x 3,4% : 360 bulan = Rp 7,46 miliar per bulan. Selanjutnya Rp 7,46 miliar : 30 hari = 0,24 miliar per hari.
Ditambah tanggumgan beban utang seluruh BUMN Indonesia dalam KCIC Rp 226,9 miliar : 360 bulan = Rp 0,63 miliar per bulan. Selanjutnya Rp 0,63 miliar : 30 hari = Rp 0.021 miliar per hari.
Jika ditotalkan: cicilan pokok Rp 7,9 miliar per hari + cicilan bunga Rp 0,24 miliar per hari + beban BUMN konsorsium KCIC Rp 0.021 milar per hari = Rp 8,16 miliar per hari.
Jadi, selama 30 tahun ke depan, terhitung sejak 2 Oktober 2023 hingga 2 Oktober 2053, pemerintah meletakan beban kepada rakyat lewat APBN untuk membayar cicilan utang kereta cepat sebesar Rp 8,16 miliar per hari kepada Cina.
“Selamat ya rakyat, selamat memikul beban 30 tahun.”
(Ali cs)**