Pessel, Satunews.id — Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Selatan melakukan peninjauan lapangan ke Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Minyak Atsiri pada Kamis (9/1) yang lalu di Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan efektivitas IKM minyak Atsiri dalam membantu produksi pelaku usaha tani. Dalam peninjauan ini, Komisi II DPRD Pessel, didampingi Kadis Perdagangan dan Transmigrasi Pessel, Afriman Julta.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Komisi II DPRD Pessel Zainal Aripin, dan anggota Mulyadi, Ali Asman, Roni Ricardo, Fendi Yulianto, dan staf Komisi II dan pegawai sekretariat DPRD Pessel.
Kemudian, Sekretaris Camat Kecamatan Lunang Etri Candra, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Pessel Rafna Srimurti, dan perwakilan koperasi Noval Nofriansyah.
Komisi II DPRD Pessel melakukan Peninjauan lapangan ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pengelolaan sentra yang dibangun pada akhir 2022 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 14,25 miliar dari Kementerian Perindustrian.
Sementara itu, Sekretaris Komisi II, Pardis, A.Md, mengapresiasi upaya Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat dalam memperoleh bantuan pusat.
” Tinjauan lapangan tersebut adalah untuk memastikan kondisi Sentra IKM Minyak Atsiri yang dibangun akhir 2022 melalui DAK fisik Kementerian Perindustrian itu sesuai fungsi,” katanya.
Sebab, menurutnya, anggaran yang dialokasi Kementerian Perindustrian tersebut untuk pembangunan itu sangat besar. Jadi untuk memastikan fungsi, Komisi II meninjau langsung ke lapangan.
” Tentunya kita juga sangat mengapresiasi Pemkab Pessel dalam mendapatkan bantuan pusat untuk pembangunan pabrik Minyak Atsiri ini, ” katanya.
Dengan beroperasinya pabrik minyak Atsiri ini akan menambah pendapatan bgi masyarakat petani di daerah ini dan diharapkan dapat mengurangi jumlah anggota pengangguran di nagari Lunang Khususnya dan Pessel umumnya.
” Tentunya harapan kita, kalau pabrik ini betul betul berjalan dengan baik, ini akan mengurangi angka pengangguran dan pendapatan masyarakat juga akan bertambah, ” ujarnya.
Namun sangat disayangkan, pabrik yang dibangun pada akhir 2022 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 14,25 miliar dari Kementerian Perindustrian belum berjalan dengan semestinya.
Hal itu juga sangat disayangkan oleh anggota Komisi II, Ali Asman, S.E, saat melakukan tinjauan lapangan kepabrik minyak Atsiri tersebut.
” Ya, sangat disayangkan pengoperasian sentra yang dinilai belum optimal. Jika koperasi tidak mampu mengelola, maka harus segera dicari pengganti,” tegasnya.
Ia berharap kepada pengurus Koperasi sebagai pengelola pabrik minyak Atsiri tersebut bisa mencari peluang yang sebesar besarnya, sehingga apa yang diberikan pusat untuk daerah dapat berjalan dengan baik.
” Ini bantuan pusat, kan sangat disayangkan kalau pengelolaannya tidak sempurna, sedangkan untuk mendapatkan dana sebesar itu dari pusat, pemda sudah susah payah,” ujarnya.
Kemudian, Anggota Komisi II, Roni Richardo, mengusulkan agar pabeik bisa beroperasi dengan baik bahan baku bisa didatangkan dari daerah lain untuk menjaga keberlanjutan produksi.
“Jika koperasi tidak siap, kita bisa bekerja sama dengan pihak ketiga yang lebih serius, kan sangat disayangkan, pabrik dengan modal yang tinggi tidak berjalan dengan semestinya,” katanya.
Ia berharap kepada pengurus Koperasi yang ditunjuk untuk mengelola pabeik tersebut untuk dapat bekerjasama dengan pihak lain supaya pabeik tersebut dapat beroperasi dengan baik.
” Masalah bahan baku, pengurus kan bisa mencarinya keluar daerah, atau bekerja sama dengan pihak pihak terkait, harusnya jemput bola,” pungkasnya.
Komisi II DPRD berjanji akan melakukan pengawasan ketat agar sentra ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Lunang, Silaut, dan Tapan.
Sentra IKM Minyak Atsiri diharapkan dapat menjadi tonggak pengembangan ekonomi masyarakat setempat melalui inovasi pertanian dan pengelolaan industri secara profesional, jelasnya. ADV