Tasikmalaya// 3 September 2024 – Pelantikan anggota DPRD Tasikmalaya periode 2024-2029 berlangsung tegang saat Ketua KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) diusir dari acara tersebut.
Menurut saksi mata, insiden ini bermula ketika Ketua KAMMI, Ahmad Fauzi, mencoba menghadiri pelantikan dengan harapan dapat menyampaikan pandangan kritis terhadap kebijakan pemerintah daerah. Namun, kehadirannya tidak diterima oleh pihak penyelenggara acara.
Seorang pejabat DPRD yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan, “Kami minta Ketua KAMMI untuk meninggalkan lokasi karena acara ini merupakan momen formal yang harus dihormati semua pihak. Kami menghargai hak berpendapat, namun ada aturan dan tata tertib yang harus diikuti.”
Ahmad Fauzi menyatakan kekecewaannya atas tindakan tersebut. “Kami ingin memberikan masukan konstruktif kepada para wakil rakyat. Namun, cara ini sepertinya menghambat dialog yang sehat antara masyarakat dan pejabat. Kami berharap ke depan ada ruang yang lebih terbuka untuk berdiskusi.”
Insiden ini mengundang berbagai reaksi dari masyarakat dan pemerhati politik, dengan banyak yang mempertanyakan komitmen pemerintah daerah terhadap kebebasan berpendapat. Pelantikan yang seharusnya menjadi momen perayaan demokrasi, kini berujung pada kontroversi yang menyisakan pertanyaan tentang transparansi dan keterbukaan dalam pemerintahan.
(Hrzl)**