Cianjur, Satunews.id – Di tengah hamparan perbukitan Desa Wangunjaya, Kecamatan Campaka, suara gotong royong kembali bergema. Prajurit TNI bersama masyarakat setempat bahu membahu menyalurkan “air kehidupan” melalui program pipanisasi — bagian dari program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 0608/Cianjur, Kamis (16/10/2025).
Program ini menjadi napas baru bagi warga desa yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih. Di bawah teriknya matahari, para prajurit dan warga tampak tak kenal lelah menggali tanah, menata pipa, dan menyambung saluran demi mengalirkan air hingga ke pemukiman warga.
“Kami fokuskan pengerjaan pada program unggulan KASAD, yakni pembuatan pipanisasi di lima titik lokasi. Saat ini prosesnya terus berjalan agar kebutuhan air bersih masyarakat segera terpenuhi,” ujar Danki TMMD ke-126, Kapten Roland Purba.
Menurut Kapten Roland, TMMD ke-126 ini memiliki dua sasaran utama, yaitu fisik dan non fisik.
Sasaran fisik mencakup pembangunan besar seperti betonisasi jalan, pembuatan tanggul penahan tanah (TPT), gorong-gorong, rehabilitasi rumah tidak layak huni (Rutilahu), perbaikan masjid, pembangunan MCK, pos ronda, serta program unggulan pipanisasi, ketahanan pangan, penanaman pohon, pemeriksaan ibu hamil, dan pemberian makanan tambahan (PMT).
“Melalui pembangunan ini, kami berharap akses masyarakat semakin terbuka, dan kualitas hidup warga Wangunjaya meningkat secara menyeluruh,” tambahnya.
Sementara itu, pada sisi non fisik, kegiatan TMMD diarahkan untuk memperkuat kapasitas dan wawasan masyarakat. Beragam penyuluhan digelar — mulai dari bidang perkebunan, pertanian, wawasan kebangsaan (Wasbang), UMKM, Kamtibmas, keluarga berencana (KB), hukum, hingga kesehatan.
Kapten Roland menegaskan, semangat TMMD bukan hanya membangun jalan dan jembatan, tetapi juga membangun harapan dan kesadaran.
“Kegiatan non fisik ini adalah wujud nyata manunggal TNI dengan rakyat. Kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur desa, tapi juga menanamkan ilmu dan pemahaman agar masyarakat punya bekal menghadapi masa depan,” tutupnya.
Kini, masyarakat Wangunjaya menanti detik di mana air bersih benar-benar mengalir ke rumah-rumah mereka, bukan sekadar pipa di tanah, melainkan simbol kehidupan dan persaudaraan antara TNI dan rakyat yang tak terpisahkan. (Tim)