Ciamis, Satunews.id – Predikat Kabupaten Ciamis sebagai kota kecil terbersih se-Asia Tenggara kini menuai tanda tanya besar. Pasalnya, program pengelolaan sampah dengan konsep Runtah, Rongsokan, Rupiah (3R) yang kerap digembar-gemborkan pemerintah daerah diduga hanya sebatas slogan manis tanpa realisasi nyata.
Fakta lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Bank Sampah Hegar yang berlokasi di Dusun Sukaharja, Desa Petirhilir, sudah berdiri selama dua tahun dengan anggota 30 orang. Namun, hingga kini, tidak sekalipun tersentuh perhatian atau bantuan dari Pemerintah Kabupaten Ciamis, khususnya Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPKPLH).
Penggerak Bank Sampah Hegar, Idon Herdiana, S.IP, bersama istrinya Robiah, S.Sos., M.M., konsisten mengedukasi masyarakat agar mengolah sampah sesuai konsep 3R. Tetapi rasa kecewa tak bisa ia sembunyikan.
“Sudah beberapa kali kami mengundang DPKPLH untuk meninjau langsung Bank Sampah Hegar, tapi sampai hari ini tak ada tanggapan sama sekali,” tegas Idon saat ditemui, Senin (25/9/2025).
Ironisnya, di tengah perjuangan komunitas ini, Kabupaten Ciamis justru diganjar predikat kota terbersih se-ASEAN. Menurut Idon, penghargaan tersebut lebih bernuansa pencitraan ketimbang menggambarkan kondisi nyata di lapangan.
“Kami bangga Ciamis dapat penghargaan. Tapi faktanya, masyarakat yang berjuang mengelola sampah justru dibiarkan berjuang sendiri tanpa dukungan,” kritiknya.
Idon berharap Pemkab Ciamis, khususnya DPKPLH, benar-benar hadir dan memberi dukungan nyata, bukan sekadar seremonial. Bantuan tersebut bukan hanya menjaga keberlangsungan pengelolaan sampah, tapi juga bisa membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar.
(red)