Kota Bandung – Pada 7 November 2024, DPRD Kota Bandung melaksanakan acara “Ngobar” (Ngobrol Bareng) di Hotel Asrilla Bandung, sebagai upaya menjalin silaturahmi yang lebih dekat dengan media lokal serta memfasilitasi diskusi terbuka tentang berbagai isu di Kota Bandung. Acara ini diinisiasi DPRD Kota Bandung sebagai platform untuk menyampaikan kebijakan secara langsung kepada masyarakat melalui perwakilan media dan mendekatkan hubungan antara DPRD dan publik, yang kian aktif di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok.
Acara ini dihadiri beberapa anggota DPRD Kota Bandung, termasuk Susanto Triyogo Adiputro (Komisi A), Erick Darmadjaya (Komisi A), H. Iman Lestariyono (Komisi D), Asep Robin (Komisi B), Indri Rindani Sherly Theresia (Komisi B), Siti Marfu’ah (Komisi B), dan Asep Sudrajat (Komisi B). Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Toni Wijaya, menyampaikan sambutan mewakili Ketua DPRD.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan, dilanjutkan sesi tanya jawab, di mana media menanyakan berbagai permasalahan, mulai dari regulasi Pedagang Kaki Lima (PKL), hingga upaya pemerintah kota mengatasi sampah. Menjawab pertanyaan tentang regulasi PKL, Susanto Triyogo menjelaskan bahwa kebijakan telah diatur dalam Perda Kota Bandung dan akan terus dievaluasi untuk memastikan keadilan bagi seluruh masyarakat, terutama PKL dan pengemudi ojek online (Ojol) yang berkontribusi signifikan pada ekonomi lokal.
**Penataan Kota dan Pengelolaan Sampah**
Erick Darmadjaya menambahkan, meski beberapa masyarakat merasa terdampak oleh penataan PKL, kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kota yang tertib dan nyaman bagi semua warga. Sedangkan untuk masalah sampah, Toni menyebutkan ada rencana membuang sampah ke Kabupaten Garut, tepatnya di Nagreg, meski ini masih dalam tahap pertimbangan.
**Perhatian Terhadap UMKM dan Peluang Ekonomi Lokal**
Dalam sesi lain, Asep Robin dan Indri Rindani menyoroti tantangan yang dihadapi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bandung, khususnya mengenai harga produk yang kompetitif. Indri menyatakan pentingnya alokasi anggaran yang lebih besar untuk UMKM agar mereka dapat bertahan dan berkembang. Siti Marfu’ah juga menyoroti inisiatifnya bersama komunitas “Kebaya” untuk memberdayakan perempuan pelaku UMKM agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
**Anggaran Kesehatan Rp 250 Miliar untuk UHC**
Terkait kesehatan, Iman Lestariyono menjelaskan program Universal Health Coverage (UHC), yang memastikan warga Bandung dapat mengakses layanan kesehatan yang merata. Meski begitu, Iman mengakui masih ada pekerjaan rumah di lapangan yang perlu dievaluasi agar layanan kesehatan berjalan optimal.
**Saran dan Harapan dari Media**
Sebelum acara berakhir, moderator membuka sesi masukan dari para pewarta. Sudrajat dari Porosmedia.com menyarankan agar acara Ngobar ini diadakan lebih lama dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat terkait. Selain itu, ia mengusulkan agar setiap pembahasan dilengkapi dengan data yang akurat, sehingga publik memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Acara Ngobar ditutup dengan siaran langsung melalui media sosial DPRD Kota Bandung di Instagram, Facebook, dan TikTok, menjadikan acara ini lebih mudah diakses publik.
(Red)**