Acara ini juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, serta Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dr Jerry Sambuaga, yang turut memberikan dukungan terhadap upaya memperkuat hubungan perdagangan antara kedua negara. Selain memberikan paparan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir dan di masa mendatang, kedua tokoh ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam memperluas pasar UMKM Indonesia dan mendukung masuknya bisnis Singapura ke Indonesia. Acara ini dipandu oleh Yulia Saksen sebagai host, sementara diskusi panel dimoderasi oleh Edmund Ong, CEO dari BridgifyAsia. Selain Kimming Yap, diskusi panel ini juga diisi oleh beberapa tokoh penting lainnya, termasuk Jarius Draslaric, Chairman dari Lifestyle Industry Group (SMF), yang membahas pentingnya inovasi dan adaptasi di industri gaya hidup agar produk lokal dapat bersaing di pasar internasional, Shoeb Kagda, Chairman dari SingCham Indonesia, yang menyoroti peluang perdagangan bilateral dan sinergi antara pelaku bisnis dari kedua negara, dan Christie Lumban Gaol, Vice President Corporate Banking di Bank Mandiri, yang membahas peran perbankan dalam mendukung pertumbuhan UMKM melalui akses pembiayaan dan infrastruktur keuangan.
Dalam diskusi tersebut, Kimming Yap menggarisbawahi potensi besar yang dimiliki UMKM Indonesia untuk berkembang di pasar Singapura, namun menekankan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketidaksiapan dari segi branding dan packaging.
“Meskipun banyak produk Indonesia yang berkualitas dan siap bersaing, dari segi pengemasan dan branding, mereka masih memerlukan peningkatan agar bisa diterima di pasar internasional,” ujar Kimming Yap. Oleh karena itu, penerapan strategi branding yang tepat sangat dibutuhkan agar UMKM Indonesia dapat bersaing di kancah global.
Lebih lanjut, Kimming juga membahas peluang yang terbuka lebar bagi perusahaan Singapura di pasar Indonesia yang berkembang pesat. “Dengan kerja sama yang strategis dan memahami perilaku konsumen lokal, bisnis Singapura bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk memperluas pasar mereka di Indonesia,” jelasnya. Tidak hanya itu, Kimming Yap juga menyoroti pentingnya kemitraan untuk mengatasi kendala logistik dan rantai pasok yang sering dihadapi oleh perusahaan lokal di kedua negara.
Forum ini turut dihadiri oleh para pemangku kepentingan dan pemimpin bisnis dari Indonesia dan Singapura. Mereka bersama-sama mengeksplorasi peluang untuk memperkuat perdagangan, membangun platform kolaborasi dinamis, serta memfasilitasi dialog antara dua negara yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 57 tahun. Berdasarkan data terbaru, nilai perdagangan bilateral mencapai 31 miliar dolar, dengan investasi langsung sebesar 15,4 miliar dolar dari Singapura ke Indonesia
Kolaborasi strategis ini diharapkan tidak hanya akan membuka akses pasar baru, tetapi juga meningkatkan eksposur produk lokal sehingga lebih dikenal di kancah internasional. Inovasi ini mirip dengan kolaborasi yang telah dilakukan Creativeans dengan BridgifyAsia, di mana keduanya berkolaborasi untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan Singapura dalam mengakses pasar Indonesia dan sebaliknya.
Creativeans adalah award-winning brand consultancy and venture studio yang telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan global yang berbasis di Singapura, Jakarta, dan Milan. Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam pemasaran internasional, Creativeans terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia dan mendukung pertumbuhan bisnis mereka agar dapat go international.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES