Jakarta// Hilangnya Kapal LCT Cita XX, yang membawa material BTS Pemancar 4G untuk proyek Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta membawa kru sebanyak 12 orang, hingga kini belum menemukan titik terang. Kapal ini berangkat dari Mimika, Papua Tengah, pada 15 Juli 2024, dan seharusnya tiba di Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 18 Juli 2024. Namun, kapal tersebut dinyatakan hilang pada 19 Juli 2024 dan belum ditemukan hingga saat ini.
Menanggapi situasi ini, Ketua Umum Aliansi Rakyat Menggugat (ARM), Furqon Mujahid Bangun, mengkritik pernyataan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo, Fadhilah Mathar. Dalam konferensi pers pada 7 Agustus 2024, Mathar menyatakan bahwa pemerintah telah menyediakan material baru untuk menara pemancar di lokasi yang sama untuk memastikan kelanjutan proyek pembangunan menara pemancar 4G.
Mujahid menilai pernyataan tersebut menunjukkan kurangnya perhatian terhadap keselamatan kru kapal, yang hingga kini nasibnya belum diketahui. ARM mendesak agar prioritas utama haruslah pencarian dan penyelamatan kru kapal, bukan sekadar kelanjutan proyek. Ia juga menyatakan bahwa ARM akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran untuk mendesak Presiden dan Menteri Komunikasi serta Informatika agar memprioritaskan keselamatan nyawa kru kapal. ARM juga akan meminta pemecatan Fadhilah Mathar dari jabatannya jika terbukti lebih mementingkan proyek daripada keselamatan manusia.
Pihak berwenang masih melanjutkan upaya pencarian kapal, namun hingga saat ini, belum ada perkembangan signifikan mengenai keberadaan kapal atau kru. Sementara itu, kritik dari ARM menambah tekanan pada Kemenkominfo untuk segera menangani situasi ini dengan serius dan memastikan keselamatan manusia menjadi prioritas utama.
**Redaksi**