SATUNEWS.ID
TASIKMALAYA || Puluhan anggota Ikatan Keluarga Minang Tasikmalaya (IKMT) memadati rumah duka di Perum Shanrilla Blok A20 No. 14, Jln. Peta, Kecamatan Tawang, Sabtu malam, untuk mengikuti tahlilan hari ketujuh almarhumah Indra Meri binti Djamalis. Kehadiran mereka bukan sekadar memanjatkan doa, tetapi juga menegaskan kekompakan dan kepedulian sosial warga Minang di perantauan.
Tahlilan dipimpin secara khidmat oleh Buya Ismed Piliang dan dihadiri Ketua IKMT Syahrial Koto beserta jajaran pengurus—mulai wakil ketua hingga bidang kewanitaan dan Bundo Kanduang. Dalam sambutan singkatnya, Syahrial menegaskan pentingnya budaya badunsanak.
“Kalau ada yang berpesta, kita datang; kalau ada yang tahlilan, kita pun hadir. Ini wujud solidaritas kita,” ujarnya.
Di sela acara, pengurus juga memaparkan perkembangan pembangunan Masjid IKMT. Siteplan yang disepakati dalam Rapat Akbar telah rampung dan kini menjadi pedoman kerja panitia. Struktur kepanitiaan lengkap akan dibentuk segera, disusul rapat khusus guna mempercepat proses perizinan dan konstruksi.
Almarhumah Indra Meri wafat pada Minggu, 6 Juli 2025, dan tahlilan digelar atas undangan putrinya, Resi Pratiwi, S.E., M.Si., dosen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
“Terima kasih atas doa dan kehadiran dunsanak semua,” ujarnya singkat.
Bagi IKMT, agenda keagamaan seperti ini selalu menjadi ruang memperkuat jaringan sosial: membantu keluarga berduka, merawat budaya Minang, sekaligus menyolidkan langkah kolektif, termasuk proyek masjid yang diharapkan segera berdiri sebagai pusat kegiatan spiritual dan sosial warga Minang Tasikmalaya.
(Rizal)