Oleh : Idat Mustari**
Assalamu’alaikum
Satunews.id — Tahun 1992 saya bekerja di Perusahan yang Mitra bisnisnya adalah beberapa orang pemilik Showroom yang berasal Tionghoa, ada beberapa istilah yang sampai sekarang masih tersimpan dalam ingatan, yakni kata Ceng Li.
Dalam kehidupan orang-orang Tionghoa, Ceng Li dipegang teguh sebagai tata nilai yang melandasi tingkah laku dalam pergaulan dan membangun hubungan bisnis.
Seorang yang memegang teguh tata nilai Ceng Li selalu memperhatikan aspek keadilan dan fairnes. Ia tak ingin menang sendiri dan tak ingin untung sendiri. Ia selalu memikirkan keuntungan setara yang harus didapat mitranya.
Mereka yang melanggar nilai Ceng Li dalam pergaulan, baik itu pergaulan bisnis, politik, maupun sosial disebut Bo Ceng Li. Yaitu orang-orang licik, curang dan rakus, yang gemar memanfaatkan mitra kerjanya atau orang lain untuk meraih keuntungan sendiri.
Dalam Al-Quran tipe orang Bo Ceng Li itu digambarkan dalam Surat Al-Mutaffifin : “kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
Prinsif orang Bo Ceng Li, jika bisa orang lain dicurangi, dibohongi, kenapa tidak. Mungkin saja orang yang Bo Ceng Li, shalatnya rajin, umrahnya sering, sebab memang banyak orang shalat tapi tak merubah watak dan akhlaknya yang Bo Ceng Li dalam bergaul dengan orang lain.
Orang-orang berwatak Bo Ceng Li ini berkeliaran di mana-mana. Karena itu, hati-hatilah jika terpaksa harus bersentuhan dengan mereka, sebab bisa sakit hati. Atau jangan-jangan yang berwatak Bo Ceng li itu bukan orang lain melainkan diri kita sendiri.
Wallahu’Alam
*Pemerhati sosial dan Keagamaan, Penulis buku Bekerja Karena Allah