Oleh : Idat Mustari
Barangkali, benar adagium yang sering kita dengar bahwa hidup tidaklah mudah. Selain hidup seringkali berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kadang juga menemukan banyak hal yang membuat kita menderita.
Kadang kita ditolak oleh orang lain. Kadang kita direndahkan oleh orang lain. Kadang kita disingkirkan oleh orang lain. Kadang kita dilupakan—ditinggalkan oleh orang lain, semua itu yang membuat kita merasa menderita.
Ternyata suka atau tidak suka, kita harus menerima bahwa penderitaan adalah kenyataan hidup. Namun kata Jalaludin Rumi dalam KitabNya ‘Fihi Ma Fihi’ “Derita akan menimpa setiap manusia, apapun pekerjaannya. Sebab ketika seseorang tidak menderita dan tidak merindukan sesuatu, niscaya ia tak aka pernah sampai kepada-Nya. Sesuatu tidak akan didapat dengan mudah tanpa adanya derita. Entah sesuatu itu berupa kesuksesan di dunia maupun di akherat.
Seandainya Maryam tak merasakan derita saat melahirkan, makai a tak akan pernah sampai pada pohon yang penuh berkah,” Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.(QS, Maryam :23)
Rasa sakit itulah yang membuat Maryam berangkat menuju pohon yang penuh berkah. Pohon yang mulanya begitu kering itu pun berubah menjadi subur dan berbuah.
Raga kita bagaikan Maryam dan kita semua memiliki seorang Isa dalam diri kita. kalau kita merasakan sakit, maka Isa kita akan lahir. Namun jika rasa sakit tidak kita rasakan, maka Isa akan kembali ke asalnya melalui jalan rahasia yang sama yang dilaluinya, membiarkan diri kita hampa tanpa ada yang kita dapatkan darinya.”
Ada yang berpendapat bahwa tercapainya kebahagiaan disebabkan oleh adanya penderitaan. Dengan kata lain untuk bahagia harus mengalami penderitaan. Kata petuah sunda,” Mun hayang peurah kudu peurih.”
Dan yang paling terpenting adalah jika sedang merasa menderita percayalah bahwa hal yang sama pun dialami oleh orang lain. Namun sayangnya seringkali kita merasa bahwa yang menderita itu hanya khusus untuk kita dan seolah-olah tak ada orang lain yang menderita. Dan jika itu terjadi maka kita menderita diatas penderitaan.
Wallahu’alam
Semoga Bermanfaat
** Penulis Hanya Seorang Al faqir