Oleh : Idat Mustari*
Assalamu”alaikum
Satunews.id — Kata filsuf Yunani Aristoteles, Kebahagiaan harus kita raih seumur hidup. Menurutnya, apakah seorang bahagia atau tidak dalam hidupnya hanya bisa dinilai setelah meningalkan dunia.
Begitupun Islam Mengajarkan pemeluknya untuk bahagia. “Bertakwalah kepada Allah agar kamu berbahagia.” (QS al-Baqarah [2]: 189). Bagi seorang Muslim kebahagiaan itu harus jadi tujuan hidupnya. Bahagianya pun harus dunia-akhirat. Tidak mungkin bisa bahagia di akhirat jika tidak bahagia di dunia.
Islam sebagai agama di antara agama-agama yang mengikuti Ibrahim, telah mengajarkan umatnya untuk mencontoh Nabi Ibrahim as, melalui doanya yang diabadikan dalam Al-Quran. ,”Jadikanlah aku sebagai buah tutur yang baik bagi orang-orang sepeninggalku.” (al- Syu’ara :84).
Seorang muslim harus berusaha menjadi kenangan yang baik setelah meninggalkan dunia ini. Rasulullah saw bersabda,”Jika manusia meninggaL dunia, pahala amalnya akan terputus kecuali tiga hal: Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya” (HR.Muslim).
Tak ada jalan agar keberadaan setiap kita menjadi kenangan indah bagi mereka yang hidup adalah dengan hidup yang baik. Hidup yang baik itu adalah mengisi kehidupan dengan berbuat baik. Berusaha tidak zalim kepada orang lain.
Jika punya banyak harta bangun sekolah, rumah sakit, masjid dan fasilitas umum lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Jika punya ilmu, ajarkan ilmu ke orang lain, buat buku. Jika tidak bisa buat buku, tulis kalimat yang baik meskipun hanya sebait, share ke teman, group di medsos. Jika tidak menguasai ilmu agama, ajarkanlah alif ba’ ta’ kepada anak-anak. Jika hanya punya tenaga, singkirkan batu di jalan yang bisa mengganggu orang lain.
Jika punya kekuasaan, buatlah program pro rakyat, yang membantu kehidupan rakyat jadi lebih baik. Jangan jadi penguasa yang tiran dan korup, karena pasti akan jadi kenangan buruk masyarakat setelah kematiannya. Penguasa yang dikenang buruk berabad-abad lamanya hingga hari kiamat adalah Fir’aun. Pasti pula dia bukan manusia bahagia.
Siapapun yang meningalkan dunia dalam keadaan meningalkan kenangan yang baik, itulah disebut husnul khotimah. Dan itu tanda manusia bahagia. Semoga saja itu adalah kita. Aamiin
Wallahu ‘alam
Semoga sehat selalu bahagia selalu panjang umur dan jangan lupa jum’atan dan isi kenceng
Salam Takjim