Jogyakarta– BNPB terus melakukan persiapan akhir jelang ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (Ardex) 2023 yang akan berlangsung pada 1 – 4 Agustus 2023 di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini akan melibatkan peserta dari ASEAN dan negara-negara mitra.
Persiapan yang utama yaitu memastikan latihan gladi lapang atau field training exercise (FTX) berjalan dengan aman dan lancar. Hal tersebut mengingat melibatkan personel Urban Search and Rescue (USAR) beberapa negara yang akan melakukan latihan teknik SAR, khususnya dalam mengevakuasi korban yang terjebak reruntuhan. Bersama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan akses atau pun arena berlatih yang aman.
FTX yang akan berlangsung di Stadiun Sultan Agung, Bantul, disimulasikan bersamaan dengan gladi pos komando atau command post exercise (CPX). Persiapan CPX pun terus dilakukan seperti pemutakhiran scenario atau pun injek yang digunakan dalam simulasi nanti. CPX ini nantinya akan melibatkan para pelaku dari tingkat lokal, nasional dan regional ASEAN, seperti USAR dan emergency medical team (EMT).
Baca Juga Ombudsman Nilai Surat Stafsus Presiden Kepada Camat Berpotensi Konflik Kepentingan
Pada penyelenggaraan CPX dan FTX yang berlangsung pada 3 Agustus 2023, panitia Ardex akan melakukan pralatihan kepada para pelaku. Ini bertujuan untuk memberikan gambaran mekanisme dan tujuan latihan sehingga mereka dapat memahami proses selama latihan berlangsung.
Demikian juga dengan rencana pelaksanaan gladi ruang atau table top exercise (TTX), yang akan berlangsung pada 1 Agustus 2023 nanti.
Skenario latihan akan menggunakan bencana geologi sesuai dengan rencana kontinjensi Kabupaten Bantul, yaitu bahaya gempa bumi dengan magnitudo 6,6. Episentrum berada di Kecamatan Pleret.
Sementara itu, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB telah menyelenggarakan workshop terkait penyusunan pembelajaran Ardex 2023.
Workshop pada 26 – 28 Juli 2023 ini bertujuan untuk menggali poin-poin penting yang akan dimasukkan ke dalam laporan setelah penyelenggaraan berakhir. BNPB berharap laporan itu nantinya dapat digunakan sebagai pembelajaran maupun rekomendasi mekanisme tanggap darurat yang melibatkan entitas ASEAN.
Baca Juga LPE dan IPM di Kabupaten Bandung Alami Kenaikan
Pada sambutan pembukaan workshop, Kepala Pusdiklat PB BNPB Kheriawan menyampaikan, laporan tersebut akan merangkum berbagai hal selama penyelenggaraan Ardex ini.
“Workshop ini untuk menyusun pembelajaran Ardex 2023, yang diselenggarakan melalui metode TTX, CPX dan FTX,” ujar Kheriawan.
Sedangkan Plh Kepala Pelaksana BPBD DIY Danang Syamsurizal menyambut baik penyusunan dokumen ini sehingga ini dapat memperkaya dokumen rencana kontinjensi di wilayahnya.
Secara khusus, pihaknya juga mendukung penyelenggaraan Ardex 2023 karena ini dapat meningkatkan pemahaman sehingga nantinya semua pihak dapat siap untuk menghadapi bahaya gempa bumi.
“Kita harus memiliki kesiapan dan kesiapsiagaan menghadapi gempa,” ujarnya.
Ardex 2023 di Yogyakarta ini selenggarakan BNPB dan AHA Centre atau ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster. Dalam penyelenggaraanya, acara dua tahunan ini akan dihadiri perwakilan negara-negara mitra yang nantinya akan bertugas sebagai observer, seperti dari Amerika Serikat, Australia, Korea, India, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok, Selandia Baru, Swiss, Timor Leste dan Uni Eropa.
kontr.
Dm