BANDUNG || Seni memang tak pernah tergerus masa. Buktinya, alat musik tradisional yang sudah lahir sejak lama masih piawai digunakan kalangan milenial saat ini.
Hal itulah yang dilakukan pelajar di SMAN 21 Bandung. Sejumlah pelajar yang tergabung dalam kelompok seni Atikan Seni Tradisi Salikur atau Aset Salikur dengan piawai memainkan alat musik yang kerap dianggap kuno seperti saron, bonang hingga goong.
Begitulah yang dipertontonkan kelompok seni pelajar itu beberapa waktu lalu di sekolah mereka. Kolaborasi ciamik ini sukses membuat penonton berdecak kagum. Lantunan musik tradisional dan modern begitu padu hingga terdengar nyaman di telinga.
Bagja Fadillah (17) ialah salah satu siswa yang berada di balik kelompok seni tersebut. Menurut Bagja, kelompok tersebut merupakan ekstrakulikuler di SMAN 21 Bandung.
“Iya ini ekskul, sudah dua tahun ikutan, keahlian saya pegang saron. Saya suka musik, musik band, tapi pengen nyoba musik Sunda juga,” kata Bagja
Uniknya, mereka mengkolaborasikan alat musik tradisional dengan alat musik modern seperti keyboard. Tak sampai di situ, kolaborasi alat musik dua zaman ini juga semakin mewah kala mengiringi tarian tradisional.
Di usianya yang terbilang masih remaja, minat Bagja terhadap kesenian sudah tinggi. Selain saron, Bagja juga mengaku lihai menggunakan alat musik tradisional lainnya seperti bonang dan goong.
“Sehari-hari latihan di sekolah, enggak susah, pas awal belajar hanya belajar 3 kali latihan langsung bisa,” ujarnya.
Siswa lainnya, Devina Paulin (16) juga mahir dalam memainkan alat musik. Di kelompok itu, Devina memainkan alat musik modern yakni keyboard.
“3 kali latihan bisa, kalau main keyboard sudah sejak SD. Menarik banget alat musik tradisional dan modern menyatu,” ujarnya.
“Anggota 32 orang atau full. Mereka suka mengisi acara seperti menyambut tamu sekolah, upacara perpisahan, bahkan ada acara hajatan guru dan siapa saja yang membutuhkan jasa kami,” tuturnya.
Sama seperti Bagja, kecintaan Devina terhadap musik begitu tinggi. Terlebih, dia menyukai jenis musik klasik. Devina pun kagum dengan kolaborasi musik tradisional dan modern yang diciptakan kelompoknya itu.
“Aku sukanya klasik, kalau ini jadi menarik, beda dengan yang lain. Enggak susah, harus sering banyak dengar musik tradisional,” tambah Devina.
Terpisah Pelatih ekskul Karawitan SMAN 21 Bandung Oneng Juarsih mengatakan, ada puluhan orang siswa yang mengikuti ekskul Karawitan di SMAN 21 Bandung.
Oneng menyebut, seni tradisi dikolaborasikan dengan musik modern agar minat para siswa terus meningkat, baik yang melakukan atau mendengarkan.
“Seni tradisi sebenarnya kurang diminati, makanya ibu cari metode dan media supaya anak senang, mau mengikuti dan cara kita melakukan pendekatan dengan musik yang diminati anak-anak saat ini,” tutur oneng yang pernah bersekolah SMKI Bandung.
Oneng sangat mengapresiasi para siswa yang memiliki minat dalam berkesenian dan dia akan terus merangkulnya, agar pelaku seni tradisi ini terus dilestarikan.
“Anak-anak yang bisa belajar seni tradisi bangga sekali ibu. Jadi itu, karena kurangnya minat anak terhadap seni tradisi makanya kita kolaborasikan dengan musik modern supaya senang dan mau,” ujar Oneng yang juga berfrofesi sebagai guru di SDN Pasirpogor Bandung
Ditulis Oleh : Henhen Editor