Kabupaten Bandung// Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Bandung, H. Osin Permana, pada Kamis, 8 Agustus 2024, menyatakan keprihatinannya mengenai penurunan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam pernyataannya, Osin menegaskan bahwa saat ini pendidikan yang diterima oleh generasi muda sering kali kekurangan aspek akhlaq, yang seharusnya menjadi bagian integral dari pendidikan guna membentuk iman dan moral yang baik.
Osin berpendapat bahwa pendidikan akhlaq yang kuat dapat menghindarkan generasi muda dari masalah moral dan mendukung sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai moral serta Undang-Undang yang menjamin hak rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Dia menilai bahwa penerapan peraturan baru yang mewajibkan penyediaan alat kontrasepsi di sekolah sebagai langkah pencegahan kerusakan reproduksi bukanlah solusi yang efektif, melainkan justru dapat memicu perilaku seks bebas di kalangan pelajar.
“Alat kontrasepsi atau kondom bukanlah sarana yang tepat untuk mencegah kerusakan reproduksi generasi muda. Sebaliknya, ini bisa merusak psikologis mereka,” tegas Osin. Dia menekankan pentingnya peran orang tua, lingkungan, masyarakat, sekolah, dan negara dalam membentuk karakter generasi muda, dengan penekanan khusus pada contoh dan pendidikan dari orang tua.
Osin juga mengkritik kurikulum pendidikan yang saat ini lebih fokus pada aspek duniawi dan mengurangi durasi pembelajaran agama di sekolah. Hal ini dianggapnya sebagai faktor yang membatasi keimanan generasi muda.
Menurut Osin, pemerintah seharusnya tidak membuat aturan yang dapat menyebabkan generasi muda semakin terpuruk dalam masalah mental dan akidah. Ia menekankan bahwa kondom seharusnya hanya diperuntukkan bagi pasangan yang sudah menikah, bukan pelajar, dan kebijakan menyediakan alat kontrasepsi di sekolah dapat berdampak negatif dengan memberikan kesan bahwa perbuatan yang dilarang oleh agama dan negara menjadi lebih diterima.
“Prioritaskan pendidikan agama di rumah dan tambah durasi pembelajaran agama di sekolah. Berikan contoh yang baik agar generasi muda terbentuk dengan akhlaq yang baik. Jangan terjebak pada solusi yang menyesatkan seperti penggunaan kondom sebagai solusi pencegahan kerusakan reproduksi,” pungkas Osin.
(Red)**