KOTA BANDUNG –– Sekda Jabar Herman Suryatman mengajak perguruan tinggi berkolaborasi menciptakan sistem terintegrasi memanfaatkan teknologi _artificial intelligence_ (AI) guna mencetak lulusan yang unggul dan dapat diandalkan.
“Rumusnya _good data, good decision and good result_,” ujar Herman Suryatman saat menjadi keynote speaker pada ‘Unpad Science Techno Park Summit 2024’ di Hotel Mercure, Kota Bandung, Senin (27/5/2024).
“Anak kuliah harus paham data: apa kelebihannya, apa kekurangannya, bagaimana sekelilingnya. Berdasarkan data itu nantinya ada tujuan yang jelas, saya harus melanjutkan kemana? apakah bekerja dan lain sebagainya,” tambah Herman.
Herman memandang peluang kolaborasi dengan Universitas Padjadjaran terbuka lebar mengingat perguruan tinggi negeri tersebut telah memiliki Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau Science and Technology Park.
KST adalah wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi.
“Itu merupakan spirit dari kami (Pemdaprov Jabar), dan kita butuh peran perguruan tinggi salah satu unitnya yaitu Science Technology Park, karena sudah mengombinasikan antara _knowledge_ dengan data empiris,” jelas Herman.
Menurut Herman, teknologi AI di era digital seperti sekarang menjadi alat yang mempermudah manusia dalam segala jenis bidang pekerjaan. Ia meyakini dosen-dosen perguruan tinggi di Jabar sudah paham, tinggal mengeksekusi dengan cara yang tepat.
“Saya kira (dosen) sangat _friendly_ dengan _machine learning_, dengan AI, tinggal di _setup_ dan kalau bisa kita buat, bisa dibayangkan setiap anak bisa melakukan _self assesment_. Seperti Chat GPT dalam hitungan detik dia bisa menjawab apapun,” ungkapnya.
Apabila hal itu dapat direalisasikan, maka Sekda Herman optimistis lulusan SMA dapat melangkahkan kakinya lebih tepat karena ada bantuan dari teknologi AI yang mengarahkan pribadinya sesuai dengan keahlian dan kesukaan.
“Nantinya setelah lulus SMA saya harus kemana? AI dapat menjawab dan kita bisa _profiling_ data anak seperti apa, kondisi orang tua, kondisi lingkungan seperti apa, pada saat algoritma berjalan akan menghadirkan jawaban tepat,” kata Herman.
“Saya kira itu contoh sederhana, sehingga semua anak bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk jangka pendek,” tambahnya.
Untuk itu, Pemdaprov Jabar berkomitmen melakukan ujicoba penerapan sistem terintegrasi berbasis data empiris dengan teknologi AI di salah satu sekolah SMA/SMK.
“Nanti kita ujicobakan di salah satu SMA/SMK dengan catatan data anak dari yang bersangkutan lengkap dan akan luar biasa menjadi lompatan setiap anak bisa _self assesment_,” pungkas Herman.**