ANDUNG |satunews.id| Bupati Bandung Dadang Supriatna berharap semua aset desa di Kabupaten Bandung harus bersertifikat.
Hal itu diungkapkan Bupati Bandung saat melaksanakan giat Rembug Bedas ke-81 di Desa Mekarsaluyu Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Selasa (26/12/2023).
“Apakah semua warga di Desa Mekarsaluyu sudah memiliki sertifikat tanah? Saya nitip ke Pak Kades, tahun 2024 semua masyarakat yang belum memiliki sertifikasi tanah untuk diusulkan untuk mendapatkan program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap). Saya menargetkan 100.000 sertifikat tanah untuk tahun 2024, silahkan Pak Kades. Warga yang belum memiliki sertifikat tanah untuk segera daftarkan untuk segera mendapatkan sertifikat tanah massal,” kata Dadang Supriatna.
Ia juga berharap kepada Camat Cimenyan untuk menertibkan aset tanah carik desa se-Kecamatan Cimenyan. “Untuk dibuatkan sertifikat,” harapnya.
Bupati Bandung menegaskan kepemilikan sertifikat tanah itu membuktikan hak kepemilikan lahan dan kepastian hukum bagi masyarakat.
“Yang penting semua masyarakat memiliki sertifikat tanah,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Dadang Supriatna mendorong Kepala Desa, RW dan RT untuk menyediakan pangan guna mengantisipasi kebutuhan warga yang mengalami rawan pangan.
“Pak Kades untuk menyiapkan cadangan pangan. Boleh setiap desa membuat baper stok, apabila warga yang belum masak nasi segera diberi oleh Pak Kades,” kata Dadang Supriatna.
Ia menyebutkan desa bisa menyediakan stok pangan sebanyak 1 ton beras per tahun. “Itu bisa dibahas dan dibuat dalam musyawarah desa. Pak RT dan Pak RW juga bisa membahas pembangunan di tingkat RW. Bahkan pembahasan rencana pembangunan di tingkat dusun, hingga tingkat desa,” ucapnya.
Menurut Bupati Bandung, bahwa kebutuhan anggaran untuk pembangunan itu bisa dicover melalui APBDes maupun APBD. “Ini semua harus tertib,” katanya.
Pada Rembug Bedas di Desa Mekarsaluyu, orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini turut mengungkapkan ada lima hal yang harus dijalankan oleh Kepala Desa dalam menghadapi Indonesia Emas Tahun 2045. Pertama, peningkatan kualitas SDM yang profesional dan paham IT (Informasi dan Teknologi). Selain itu paham tentang digitalisasi atau sudah melek IT.
“Melek IT ini tidak hanya Kepala Desa dan Sekdes, juga diikuti oleh para Ketua RW, RT dan termasuk para kader semuanya karena ini untuk aset masa depan,” katanya.
Kedua big data, ketiga riset dan development, keempat institusi yang kuat, dan kelima mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.
Bupati Bandung juga turut membahas tentang big data, terkait dengan pendataan di setiap RT ada berapa warga miskin ekstrem, dan berapa warga yang sudah memiliki ijazah SD, SMP dan SMA.
“Berapa warga stunting, dan berapa warga yang tidak bisa melanjutkan sekolah. Kemudian berapa orang disabilitas, termasuk data jumlah petani. Ini sangat penting kalau big data sudah lengkap. Pak Kades dan BPD tidak bingung buat program dan bisa dibahas melalui musyawarah desa,” katanya.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna berharap tahun depan di Kecamatan Cimenyan bisa mendirikan SMA baru untuk mengantisipasi anak putus sekolah. Sebab, anak yang mau melanjutkan sekolah ke SMA Negeri terkena sistem zonasi.
“Tanah sudah ada seluas 3500 meter persegi. Tinggal membangun sekolahnya (SMA),” katanykatanya.Kang DS pun mengaku bahagia setelah mendengar dan melihat sejumlah masyarakat di Desa Mekarsaluyu sudah mengembangkan budidaya ayam petelur. Ia pun mendorong kepada warga yang mengembangkan usaha budidaya ayam petelur itu untuk membuat koperasi.Menurutnya, untuk mengembangkan usaha itu para pelaku usaha bisa memanfaatkan dana sebesar Rp 70 miliar yang berasal dari program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
“Ini untuk masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki keinginan untuk usaha. Bisa dikelola perseorangan atau melalui kelompok atau koperasi dengan pinjaman awal dibatasi Rp 2 juta per orang. Pinjaman ini bisa digunakan untuk modal usaha budidaya ayam petelur,” katanya.**