SOREANG // Hadirnya Bupati Bandung Dadang Supriatna pada pelaksanaan Rembug Bedas di desa-desa di Kabupaten Bandung untuk mencari solusi permasalahan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan hal lainnya yang dihadapi masyarakat.
Pada pelaksanaan Rembug Bedas di Desa Pangauban Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Rabu (13/9/2023), Bupati Dadang Supriatna menampung berbagai aspirasi yang disampaikan sejumlah warga.
Dadang Supriatna langsung menyambut aspirasi warga yang mengharapkan adanya pembangunan SLB (Sekolah Luar Biasa) untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) di Desa Pangauban. Di Kecamatan Pacet tercatat ada sekitar 100 anak berkebutuhan khusus yang perlu mendapatkan pelayanan pendidikan.
“Saya siap membantu pembangunan SLB. Walau tanggung jawab provinsi, tapi saya siap membantu,” kata Bupati Bandung di hadapan masyarakat dan sejumlah unsur lainnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini juga mendengar langsung keluhan warga yang mengalami kekurangan air.
“Membutuhkan air, kami siapkan dan air akan dikirim,” katanya.
Menurutnya, Pemkab Bandung akan melakukan pengiriman atau pendistribusian air ke beberapa titik sesuai dengan kebutuhan warga.
“Nanti kedepan akan ada program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum), khususnya untuk daerah yang kekurangan air. Nantinya air disalurkan kemudian ditampung pakai torn dengan kapasitas 5000 liter dan didistribusikan melalui sambungan rumah warga,” tutur Bupati Bandung.
Dadang Supriatna pun merespon langsung harapan warga yang mengharapkan guru ngaji yang belum masuk sebagai penerima insentif untuk diakomodir.
“Pacet pusat guru ngaji, yaitu mencapai 1200 orang yang menerima insnetif. Kecamatan lain paling 500 orang. Guru ngaji yang belum menerima insentif, untuk didata saja. Akan diberikan solusi bagi yang belum dapat insentif. Minta datanya saja,” katanya.
Bupati pun turut membahas keinginan warga untuk pelaksanaan pelatihan di bidang pertanian. Selain mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat, Dadang Supriatna berharap warga diberikan kesempatan untuk mendapatkan modal usaha, berikut lahannya. “Ini solusinya. Jangan sampai tak ada solusi. Dilatih menjadi tenaga profesional dan disiapkan lahan untuk bertani,” katanya.
Menurutnya, untuk pengembangan usaha ada pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Bupati juga siap membantu warga yang ingin mengembangkan usaha ternak ayam, khususnya di lingkungan pesantren.
“Jika ada pesantren yang siap, siap dibantu. Bibit dan pakan, saya siapkan. Jangan sampai membuat program, tapi tak ada solusi,” katanya.
Dalam dialognya dw hadapan warga, Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna memiliki keinginan untuk mewujudkan satu kecamatan yang memiliki komoditas khusus. Di Kecamatan Ciwidey, katanya, ada pengembangan pertanian bawang putih, kemudian disiapkan offtakernya.
“Di Kecamatan Pacet, apakah komoditas buncis, wortel, ubi, singkong atau lainnya. Saya bercita-cita ingin membuat komoditas di masing-masing kecamatan,” ujarnya.
Mengingat saat ini masih musim kemarau, Kang DS mengajak masyarakat untuk melaksanakan salat istisqa untuk meminta hujan. “Walau saat ini dalam kondisi El Nino, tapi ketentuan Allah bisa saja turun hujan. Saya berharap kepada para camat peka terhadap lingkungan. Masyarakat yang kekurangan air untuk segera didata,” tuturnya.
Terkait dengan adanya pelaksanaan Pilkades serentak di Kabupaten Bandung, Kang DS berharap kepada Panitia Pemilihan dan Penghentian Kepala Desa (P2KD) di 22 desa di Kabupaten Bandung untuk segera mengusulkan anggaran untuk pelaksanaan Pilkades tersebut.
“Buatkan dulu proposal dan usulannya. Soalnya, saat ini sudah mepet pelaksanaan Pilkades. Penyerapan anggaran harus cepat karena waktu sudah mepet,” katanya.
Kang DS berharap kepada para bakal calon kepala desa untuk mempelajari Perda, dan paham terkait dengan Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang tentang Desa, Otonomi Desa dan hal lainnya.
Pada pelaksanaan Rembug Bedas itu, Erni warga Desa Pangauban mengungkapkan harapannya kepada pemerintah untuk mendirikan prasarana dan sarana pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
“Ada perhatian terhadap penyandang ABK atau autis. Mereka berharap mendapatkan pendidikan yang layak. Penyandang ABK kurang tersentuh, saya berharap bisa mendirikan lembaga pendidikan untuk ABK di Desa Pangauban,” tuturnya.
Erni juga berharap ada perhatian khusus untuk kaum milenial, khususnya dalam bidang pertanian. Ia meyakini di Desa Pangauban banyak anak-anak yang memiliki potensi.
“Pelatihan untuk anak anak, tak harus jadi PNS saja. Bisa bergerak dalam bidang pertanian,” katanya.
Deden, panitia Pilkades Pangauban, berharap anggaran untuk P2KD segera dicairkan.
Berbeda dengan Soleh, warga Desa Pangauban. Ia berharap ada bantuan untuk pembangunan masjid karena sudah dua tahun dibangun belum beres.
Lili Somantri, warga lainnya berharap kuota untuk guru ngaji ada penambahan. Menurutnya, masih ada guru ngaji yang belum mendapatkan insentif. “Mohon kuota guru ngajinya ditambah,” harapnya.
Nuraeni, warga setempat mengatakan, bahwa program Bupati Bandung terkait dengan pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan dapat mendongkrak UMKM di Desa Pangauban.
“Insentif guru ngaji sangat membantu. Masih banyak guru ngaji yang belum dapat insentif. Semua guru ngaji berharap dapat insentif,” pungkasnya.
(Dr)