Jakarta– PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berkolaborasi dengan WRI Indonesia mendukung upaya pemerintah pusat dan DKI Jakarta menuju emisi nol bersih (Net Zero Emission) melalui berbagai rencana inovasi dan aksi untuk lingkungan dalam program berkelanjutan
#BersihBerdayaBestari.
Sinergi antara Transjakarta dan WRI Indonesia ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang peluncuran ‘E-bus Emission tool’ atau perangkat pengukuran emisi bus listrik yang diselenggarakan di Halte CSW, Jakarta Selatan.
Sinergi ini turut didukung oleh CarbonEthics yang mendukung Transjakarta menuju menuju emisi nol bersih dengan restorasi ekosistem karbon biru melalui penanaman mangrove oleh masyarakat pesisir.
Proses penandatanganan disaksikan langsung oleh Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syaripudin; Komisaris Utama PT Transportasi Jakarta, Untung Budiharto dan dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza; Country Director WRI Indonesia, Nirartha Samadhi dan CEO CarbonEthics, Agung Bimo Listyanu.
Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza mengatakan, sebagai BUMD DKI Jakarta yang bergerak di sektor transportasi Transjakarta memiliki peran penting dalam pencapaian Net Zero Emission yang ditargetkan tercapai sebesar 50 persen pada tahun 2030.
“Transjakarta bersama dengan WRI Indonesia mengadakan kick off kolaborasi Net Zero Emission dengan mengusung tema ‘Transjakarta Route to Net Zero’. Harapannya memperkenalkan program serta mengajak para mitra operator dan APM hingga masyarakat untuk terlibat di dalamnya,” ujar Welfizon, Rabu (19/2).
Dia menyampaikan, sub-sektor transportasi menyumbang sekitar 27,91 persen emisi gas rumah kaca (GRK) dari total emisi karbon sektor energi dengan jumlah emisi karbon sebesar 135 Gg ton CO2eq (KLHK, 2021).
“Untuk mencapai target, Transjakarta bersama mitra akan mengembangkan peta jalan (roadmap) Net Zero Emission Transjakarta 2060 sebagai program utama mulai tahun ini,” katanya.
Dia menjelaskan, perusahaan akan mempersiapkan strategi reduksi emisi karbon dan carbon offset yang berlandaskan Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
“Saat ini yang telah dijalankan adalah kebijakan lingkungan hidup berbasis pembangunan rendah karbon di mana salah satu strateginya adalah penggunaan bus listrik sebagai moda angkutan umum di Jakarta,” urai Welfizon.
Country Director WRI Indonesia, Nirarta Samadhi mengatakan, WRI Indonesia mengapresiasi kepercayaan yang diberikan Transjakarta dalam mendukung upaya transformasi menuju target Net Zero Emission lewat program #BersihBerdayaBestari.
Perusahaan Bermodus Catut Nama Istri
Dirinya melihat potensi yang signifikan dari upaya elektrifikasi bus Transjakarta sebagai bagian dari aksi konkrit menuju Net Zero Emission.
“Karena dapat mengurangi emisi Transjakarta pada 2030 sebesar 1,9 ton atau setara 14, 3 persen dari total emisi transportasi di Jakarta,” ucapnya.
Dia menambahkan, WRI Indonesia juga turut mendorong warga Jakarta beralih ke transportasi publik, khususnya yang memanfaatkan energi bersih untuk memasifkan pengurangan emisi di sektor transportasi.
“Berdasarkan hitungan ‘E-Bus Emission Tool’ yang telah kami kembangkan bersama Transjakarta, kami mendapatkan bahwa perbedaan emisi penggunaan motor pribadi dan bus listrik adalah sebesar 0,48 kilogram CO2 per perjalanan,” tandasnya.
Untuk diketahui, WRI selaku lembaga kajian independen yang fokus pada pembangunan sosio-ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan.
Warga Jakarta juga dapat ikut serta dalam upaya berkelanjutan ini dengan turut menanam pohon mangrove bersama CarbonEthics dan TransJakarta dengan mengakses bit.ly/ #BersihBerdayaBestari. Pohon mangrove yang ditanam akan melestarikan ekosistem karbon biru dan memberdayakan masyarakat lokal pesisir.
Kontr.
NP