satunews.id
KOTA BANDUNG –Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes menjadi instrumen penting dalam menggerakkan perekonomian pedesaan. Selain sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa (PADes), BUMDes juga dapat membuka lapangan kerja sekaligus sumber pendapatan warga setempat.
BUMDes Arya Kemuning yang berada di Desa Kaduela, Kabupaten Kuningan, menjadi salah satu contoh nyata soal peran penting keberadaan BUMDes dalam mendongkrak perekonomian desa.
Usaha utama BUMDes Arya Kemuning yakni pengelolaan destinasi wisata Telaga Biru Cicerem dan Kolam Renang Side Land. Dua destinasi wisata tersebut berhasil menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara sekaligus destinasi unggulan di Kuningan.
Dari pengelolaan destinasi wisata, BUMDes Arya Kemuning mampu membuka lapangan kerja yang cukup luas. Ada sekitar 230 masyarakat setempat yang bekerja di dua destinasi wisata tersebut.
“Kita juga ingin bagaimana pemberdayaan masyarakat, ekonomi masyarakat, lebih banyak lagi dengan adanya wisata-wisata,” kata Direktur BUMDes Arya Kemuning Iim Ibrahim.
“Tenaga kerja yang di BUMDes Arya Kemuning, khususnya di wisata, yang berkecimpung di wisata ini, sekitar 230 orang. Terdiri dari pedagang, fotografer, petugas-petugas parkir. Ya Alhamdulillah, sangat membantu mereka,” imbuhnya.
Selain mengelola destinasi wisata, BUMDes Arya Kemuning memperluas unit usaha dengan membuat layanan simpan-pinjam. Untuk mengoptimalkan usahanya tersebut, BUMDes Arya Kemuning bekerja sama dengan beberapa bank bjb dan BNI.
Menurut Iim, unit usaha tersebut tidak hanya memberikan akses permodalan dan perbankan, tetapi juga memberantas pinjaman online maupun rentenir di Desa Kaduela, Kabupaten Kuningan.
“Kami berupaya mengatasi bank emok, pinjol, di masyarakat dengan bukti nyata. Kami memberikan pinjaman terhadap masyarakat dengan bunga rendah sebesar 1,5 persen,” ucapnya.
Jika BUMDes bergerak cepat dalam mengelola berbagai lini usaha, kata Iim, membangun kemandirian desa bukan hal sulit. BUMDes juga dapat menjadi tempat masyarakat setempat menggantungkan harapan dan melanjutkan kehidupan.
Salah satu karyawan BUMDes Arya Kemuning Diding Muhidin menilai bahwa BUMDes merupakan motor penggerak perekonomian desa. Sebab, katanya, banyak masyarakat yang menaruh harapan kepada BUMDes sebagai sumber penghasilan.
Menurut Diding, keberadaan BUMDes juga dapat menarik minat generasi muda untuk tinggal di desa. Selain mencari pendapatan, mereka dapat turut serta dalam membangun desa sekaligus menggali potensi-potensi desa.
“Saya di sini merasa bangga sekali dengan adanya BUMDes dan dengan adanya wisata Telaga Biru Cicerem, saya bisa bekerja di sini enggak jauh-jauh mencari pekerjaan,” ucapnya.
“Jadi masyarakat bisa diberdayakan di sini, dari pekerja juga dari UMKM-nya, BUMDes selalu menjadi motor penggerak dari perekonomian desa. Alhamdulillah kami bersyukur dengan adanya BUMDes,” imbuhnya.
*Komitmen Jabar*
Posisi BUMDes yang begitu krusial untuk perekonomian desa menjadi salah satu latar belakang Pemda Provinsi Jabar bergerak cepat mengembangkan badan usaha di desa-desa.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Provinsi Jabar, jumlah BUMDes di Jabar terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2018, ada 3.695 BUMDes di Jabar dari 5.311 desa. Sedangkan pada 2023, jumlah BUMDes di Jabar bertambah menjadi 5.311 BUMDes.
Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Jabar intens mengelar sejumlah kegiatan untuk memperkuat kualitas BUMDes. Salah satunya adalah Sakola Bisnis Desa (SABISA) melalui Bimbingan Teknis, Sekolah Lapang dan Temu Bisnis dengan melibatkan peran para expertise bidang kewirausahaan dan tematik bisnis sebagai source of knowledge atau sumber keuilmuan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat DPM-Desa Jabar R Nurtafiyana menuturkan, selain fokus pada pengembangan BUMDes, pihaknya memberikan atensi besar untuk meningkatkan kapasitas pengelola BUMDes.
“Peningkatan itu dilakukan melalui Sakola Bisnis Desa (SABISA) dan CEO BUMDesa yang merupakan upaya mengembangkan BUMDes berbasis karakteristik dan kebutuhan,” ucapnya.
“CEO BUMDes ini juga menjadi konseptor perubahan manajemen BUMDes, agar BUMDes mampu menjadi salah satu wujud kemandirian ekonomi desa dengan menggerakkan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi kolektif desa sesuai potensi desa yang dimiliki,” imbuhnya.
Sebagai bentuk upaya terhadap pengembangan BUMDes, Pemda Provinsi Jabar juga berkomitmen mempromosikan unit-unit usaha BUMDes melalui ajang balap sepeda jarak jauh Cycling de Jabar 2024.**