Satunews
KAB. BANDUNG –Iklim dan ketinggian Desa Sukaluyu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, yang berada lebih dari 1200m dpl, tidak memungkinkan Desa tersebut mengembangkan ternak kambing, karena iklimnya yang terlalu dingin. Bisa saja ternak kambing dikembangkan di Desa Sukaluyu tapi pertumbuhannya tidak optimal. Begitupun halnya dengan ikan, ternak ikan lebih sulit karena hanya sedikit yang memiliki kolam.
“Akhirnya kami memilih mengembangkan komoditas tanaman perkebunan, yaitu teh dan kopi. Hal ini diputuskan berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat” demikian dikemukakan oleh Kepala Desa Sukaluyu, H.Koswara A.Md, melalui Sekretaris Desa Asep Taryana pada media (12/1). Sebenarnya iklim yang cocok untuk beternak adalah sapi, pakan sapi tersedia melimpah, namun untuk tahun 2023 ternak sapi tidak dikembangkan, karena fokus ke komoditas teh dan kopi. Hal ini dilakukan karena pasar teh dan kopi masih menguntungkan.
“Anggaran untuk tanaman teh dan kopi diambil dari anggaran Ketahanan Pangan yang 20%. Total anggaran diatas 200 juta. Selain untuk teh dan kopi, Desa juga membangun Jalan Usaha Tani yang menghubungkan transportasi ke daerah hutan” tambah Asep Taryana.
Luasnya wilayah Desa Sukaluyu yang berbatasan dengan Kabupaten Garut arah selatan, membuatnya memerlukan akses jalan yang memadai. Akses jalan bagus diperlukan untuk mengangkut hasil tani, baik keperluan pertanian seperti pupuk dan bibit. Tanpa jalan yang bagus, akan menyulitkan petani untuk berakselerasi dalam peningkatan taraf pendapatan mereka.
Pemilihan komoditas teh dan kopi dinilai sangat tepat, karena sebagian wilayah Desa Sukaluyu adalah kebun teh. Ada banyak petani yang berkebun teh dikebun mereka sendiri, begitupun kopi, selain di tanam melalui program Perhutanan Sosial, Desa Sukaluyu memiliki kelompok petani kopi mandiri. Permintaan akn kopi dan teh masih tinggi, sehingga tidaklah salah jika kedua komoditas itu yang menjadi prioritas.
Untuk kegiatan Dana Desa,.lanjut Asep Taryana, ada anggaran pencegahan stunting, dan hanya ada kasus stunting yang saat ini sedang dalam pengawasan intensif oleh pemerintah Desa. Kemiskinan ekstrim tidak ada, karena masyarakat masih bisa makan. Cost kehidupan di Desa berbeda dengan di Kota. Masyarakat Desa lebih sederhana. Hingga saat ini program Ketahanan Pangan Desa Sukaluyu masih bergulir, hasil dari pengembangan komoditas akan dibagi dengan Desa untuk digulirkan ke kelompok lain, “kita tidak memiliki stok pangan karena di Sukaluyu tidak ada yang krisis pangan, namun tetap saja jika ada yang membutuhkan, akan kita bantu” pungkasnya.